Minggu, 28 April 2024
Pekanbaru Raih Juara Umum MTQ XLII tahun 2024 Tingkat Provinsi Riau di Dumai | Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Kampar Ditangkap, Ini Motifnya | 1.500 CJH Riau Ikuti Launching Senam Haji dan Launching Batik Haji | Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka
 
Religi
Petuah Ramadhan DR H Ahmad Supardi
Efek Sosial Spiritual Ibadah Puasa

Religi - - Jumat, 15/03/2024 - 06:45:39 WIB

SEBAGAIMANA sama-sama diketahui bahwa setiap ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada para hamaba-Nya, pastilah mengandung efek sosial dan spiritual, berupa berbagai hikmah yang sangat bermanfaat bagi manusia.

Apakah ibadah itu berupa sebuah kewajiban (fardhu) ataukah sesuatu yang dianjurkan (sunat), termasuk di dalamnya sesuatu yang dilarang (haram) atau hanya sekedar untuk dihindari (makruh).  

Bukan hanya itu, segala sesuatu yang dicipta- kan Allah SWT di dunia ini, pastilah mengandung manfaat yang besar bagi umat manusia, dan tidak ada satu pun di antaranya diciptakan secara sia-sia.

Hanya saja, karena keterbatasan pengetahuan ma- nusia, membuat manusia tidak mengetahui rahasia terpenting dari kewajiban dan keharaman dari berbagai ciptaan Allah SWT tersebut.

Akibatnya, menganggap sepele atau menyepelekannya. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman: (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q.S. Ali Imran : 191).

Hal yang sama juga berlaku bagi pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan, yang diwajibkan Allah SWT kepada para hamaba-Nya sebulan dalam se- tahun, tepatnya pada bulan Ramadhan, khususnya bagi orang-orang yang telah mukallaf, mampu melaksanakannya, tidak dalam keadaan sakit, tidak dalam keadaan musafir, dan tidak ada halangan Syar’i untuk melaksanakannya.

Jika seseorang belum termasuk dalam kategori mukallaf, maka yang bersangkutan tidak terkena kewajiban untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan.

Bagi seseorang yang tidak mampu melaksanakannya, seperti orang tua jompo, sakit sepanjang hayat, maka yang bersangkutan dapat menggantinya dengan membayar fidyah.

Jika seseorang dalam keadaan sakit, maka dapat menggantinya (qadha) ketika dia telah sehat. Bagi seseorang yang sedang musafir, dapat juga meng- ganti puasanya pada hari dan bulan lain.

Bagi sese- orang yang mempunyai halangan Syar’i, seperti wa- nita yang sedang haid dan nifas, maka dapat meng- gantinya pada hari dan bulan lain, atau membayar fidya dengan memberi makan orang miskin.

Efek melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tersebut, ada yang bersifat hikmah utama dan ada yang bersifat hikmah ikutan. Terkadang ada se- bahagian di antara umat manusia yang lebih me- nonjolkan hikmah ikutan dibandingkan dengan hikmah utama.

Hikmah ikutan tetap diperlukan, namun hikmah utama, tentunya yang paling di- utamakan, sehingga kedua-duanya sama-sama dapat diraih sekaligus.

Di antara sekian banyak hikmah daripada ibadah puasa Ramadhan yang sering dibicarakan umat adalah puasa dapat menyehatkan badan, seperti dapat menurunkan bobot tubuh, mengganti sel-sel tubuh yang sudah aus, mengurangi resiko stroke, menyembuhkan penyakit magh, menurunkan te- kanan darah, mengurangi risiko diabetes, dan lain sebagainya.

Maka itu semua adalah hikmah ikutan saja dan bukan merupakan hikmah utama. Orang yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, hendaknya mengarahkan puasanya untuk mendapatkan hikmah utama, yaitu hikmah syar’i, baru kemudian hikmah ikutan, dan bila perlu tidak usah meniatkan puasanya untuk mendapat- kan hikmah ikutan.

Sebab ketika hikmah Syar’i telah didapat, maka secara otomatis hikmah ikutan pasti akan diperoleh. Berbeda dengan niat sebaliknya, jika pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan dengan niat untuk mendapatkan hikmah ikutan, maka tidak akan diperoleh hikmah utama.

Sebab semua ibadah yang paling utama adalah dalam rangka kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT (ta’abbudi). Di dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:


Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.(Q.S. As- Syura : 20)

Di dalam Hadits, Rasulullah SAW bersabda:
Man kânati l-âkhiratu hammahu ja’ala Allâhu ghinâhu fiy qalbihi wa jama’ah lahu syamlahu wa atathu l-dunyâ wahiya râghimatun wa man wa man kânat al-dunyâ hammahu ja’ala Allâhu faqrahu baina ‘ainaihi wa farraqa ‘alaihi syamlahu wa lam ya’tihi min al- dunyâ innâ mâ quddira lahu.

Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya. (H.R. Tirmizi).

Di antara sekian banyak effek positif berupa hikmah utama daripada pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan, jika memang dijalankan dengan benar dan sungguh-sungguh, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama dan para pakar di bidangnya, sebagian di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama, meraih presikat sebagai Insan Muttaqien. Hikmah terbesar dari pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan adalah untuk mendapatkan derajat tertinggi di sisi Allah SWT, yaitu menggapai predikat sebagai insan muttaqien.

Disebut hikmah terbesar, karena hikmah ini secara khusus disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Qs. Al-Baqarah: 183).

Ayat ini menunjukkan bahwa hikmah terbesar dari melaksanakan ibdah puasa Ramadhan adalah agar seorang hamba dapat menggapai derajat tertinggi di sisiNya, yaitu Takwa. Taqwa sebagai- mana dirumuskan para ulama, berarti melaksana- kan segala perintah Allah dan menjauhi segala laranganNya. Derajat taqwa adalah pembeda antara seseorang dengan orang lainnya, sesuai firman Al- lah SWT:

Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang pal- ing mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. Hujuraat : 13).
Makan, minum, dan melakukan hubungan suami istri pada siang hari.

Ketiga hal ini disebutkan sebagai hal-hal yang membatalkan ibadah puasa. Ketiganya pula terkait dengan kesenangan duniawi dan pemenuhan keinginan hawa nafsu.

Pengen- daalian diri atas kedua hal ini, berpengaruh penting pada pengendalian jiwa. Di dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW disebutkan:

Alâ, wa inna fiy l-jasadi mudlghatan idzâ shalahat shalaha l-jasadu kulluhu, wa idzâ fasadat fasad l-jasadu kulluhu alâ wahiya: al- qalbu..

Ingatlah bahwa sesungguhnya dalam diri manusia terdapat segumpal daging. Jika daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya. Dan apabila daging itu rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuhnya. Ingatlah bahwa itu adalah hati. (H.R. Bukhari).

Ketiga, perubahan diri dan sikap. Salah satu kewajiban, yang harus dilakukan oleh setiap orang yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, ada- lah menghindari dan menjauhi berbagai macam perbuatan maksiat, agar puasanya tidak sia-sia, sehingga hanya mendapatkan lapar dan dahaga, sebab banyak orang berpuasa, tetapi tidak men- dapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali hanya sekedar lapar dan dahaga.

Artinya, puasanya tidak memberikan pengaruh apa-apa terhadap dirinya. Padahal ibadah puasa sebagaimana disebutkan di awal, mengantarkan seseorang meraih derajat tertinggi, yaitu insan muttaqien. Nabi Muhammad SAW bersabda:

Kam min shâimin laisa lahu shiyâmihi illâ l-jû’i.
Betapa banyak orang yang berpuasa, namun dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya tersebut, kecuali hanya sekedar rasa lapar. (H.R. Ahmad).

Untuk menghindari pelaksanaan ibadah puasa yang hanya sekedsar mendapatkan rasa lapar dan dahaga, maka setiap orang yang berpuasa, dituntut untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh Al- lah SWT dan memperbanyak hal-hal yang diperin- tahkan-Nya.

Dengan demikian maka secara oto- matis, perlahan tetapi pasti, akan terjadi perubah- an atas diri dan sikap orang yang berpuasa, dise- babkan oleh perbuatannya itu.

Keempat, empati dengan fakir miskin. Dengan melaksanakan ibadah Puasa, maka membuat me- nyebabkan seseorang peduli (care), bukan hanya sekedar simpati atas penderitaan para fakir miskin, tetapi lebih dari itu, dia akan berempati (merasa senasib) dengan mereka.

Sebab, orang yang ber- puasa, merasakan langsung betapa sulitnya tidak makan dan tidak minum, sementara makanan dan minuman yang lezat-lezat terhidang di hadap- annya. Inilah tantangan iman.

Orang beriman sangat mudah “berbagi” karena panggilan imannya itu. Atas dasar itu, maka timbul rasa kasih sayang, keinginan untuk membantu dan memberikan per- tolongan, akibat merasakan langsung penderitaan fakir miskin.

Kalau selama ini, ia tidak peduli atas penderitaan fakir miskin, maka setelah merasakan penderitaan mereka, iapun akan peduli dan mem- berikan pertolongan.

Inilah salah satu penyebab Allah SWT, mengangkat derajatnya ke jenjang yang paling tinggi. Wallahu a’lam.
_______
Penulis: Dr. H. Ahmad Supardi Hasibuan, M.A.
(Kepala Biro AUAK IAIN Metro)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved