Jum'at, 28 Juni 2024
Sambut Hari Adat Sedunia, LAM Riau Gelar Pameran Artefak dan Peninggalan Rasulullah SAW | Sempena HUT Bhayangkara ke-78, Polda Riau Gelar Olahraga Bersama TNI/Polri dan Pemrov Riau | Karya LKJ Raja Ali Kelana 2024 Mulai Dipublikasikan | Soal Tuduhan Beking Gudang CPO, Alzamret Malik SH: Jangan Libatkan PWI di Luar Tugas Kewartawanan | Piala AFF U-16: Cukur Laos 6-1, Indonesia Sempurna ke Semifinal! | Presiden Bolivia Luis Arce Lolos dari Kudeta, Mantan Petinggi Militer Ditangkap
 
Pendidikan
Opini
Tantangan-Tantangan dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar: Perspektif Guru dan Siswa

Pendidikan - - Kamis, 30/05/2024 - 21:16:16 WIB

PENDIDIKAN adalah salah satu pilar utama dalam membangun bangsa yang berkualitas.

Sekolah Dasar (SD) memegang peranan penting sebagai pondasi awal bagi siswa dalam mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Namun, dalam perjalanannya, proses
pembelajaran di SD seringkali dihadapkan pada tantangan-tantangan yang harus dihadapi baik
oleh guru maupun siswa.

Artikel ini akan mengeksplorasi berbagai tantangan tersebut dari
perspektif kedua belah pihak.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam pembelajaran di SD adalah pandemi COVID-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020.

Sebagaimana diungkapkan oleh
Hikmah dan Masitoh (2021), "Pandemi COVID-19 telah memaksa sistem pendidikan untuk beradaptasi dengan pembelajaran daring (dalam jaringan) secara tiba-tiba."

Transisi ini tentunya bukan hal yang mudah, baik bagi guru maupun siswa SD yang masih membutuhkan bimbingan langsung dalam proses belajar mengajar.

Dari sisi guru, tantangan utama dalam pembelajaran daring adalah kemampuan untuk menguasai teknologi dan platform digital yang digunakan. Seperti dikemukakan oleh Heni dan Sulistyowati (2021).

"Sebagian besar guru di SD masih memiliki keterbatasan dalam menggunakan teknologi digital, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi secara daring."

Hal ini tentunya dapat menghambat efektivitas proses pembelajaran. Selain itu, guru juga menghadapi tantangan dalam memastikan keterlibatan dan partisipasi aktif siswa selama pembelajaran daring.

Masitoh (2020) mengungkapkan, "Guru kesulitan dalam mengontrol kehadiran dan perhatian siswa selama pembelajaran daring, sehingga sulit untuk memastikan pemahaman materi oleh siswa." Interaksi langsung yang terbatas menjadi salah satu faktor utama dalam tantangan ini.
Dari sudut pandang siswa, tantangan utama yang dihadapi adalah motivasi dan konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran daring.

Hakiki dan Utami (2021) menyatakan,
"Siswa SD cenderung mudah terdistraksi dan kehilangan fokus selama pembelajaran daring,
terutama jika mereka tidak mendapatkan bimbingan yang cukup dari orang tua atau guru.

"Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas pembelajaran dan pemahaman materi. "Selain itu, banyak siswa SD yang mengalami kesulitan dalam mengakses fasilitas dan perangkat digital yang dibutuhkan untuk pembelajaran daring," ungkap Khafidoh dan Ulum (2020).

Keterbatasan ini dapat memperlebar kesenjangan dalam kualitas pendidikan antara siswa dari latar belakang ekonomi yang berbeda.
Azizah dan Lestari (2021) menambahkan, "tantangan lain yang dihadapi siswa adalah
kurangnya interaksi sosial dengan teman sebaya, yang sangat penting bagi perkembangan sosial dan emosional mereka."

Pembelajaran daring dapat membatasi kesempatan siswa untuk bersosialisasi dan mengembangkan keterampilan interpersonal yang penting. Tidak hanya itu, masalah teknis seperti koneksi internet yang tidak stabil juga menjadi tantangan tersendiri
dalam pembelajaran daring di SD.

Masitoh dan Arrosyad (2020) mengungkapkan, "Gangguan koneksi internet dapat menghambat kelancaran proses pembelajaran dan menyebabkan frustasi bagi guru dan siswa."

Sari dan Nurjanah (2021) menyoroti tantangan lain yang dihadapi guru, yaitu "memastikan keamanan dan kenyamanan siswa selama pembelajaran daring, terutama bagi
siswa yang belum mampu menggunakan perangkat digital secara mandiri."

Hal ini menjadi perhatian utama bagi orang tua dan guru. Dari perspektif siswa, Purwanto dan Febrian (2021) menyebutkan, "Siswa SD seringkali merasa jenuh dan kehilangan minat dalam belajar ketika harus mengikuti pembelajaran daring dalam waktu yang lama."

Ini merupakan tantangan yang
harus diatasi agar kualitas pembelajaran tidak menurun. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran daring juga membawa tantangan bagi guru dalam hal penilaian dan evaluasi hasil belajar siswa.

Fatimah dan Novitasari (2021) mengungkapkan, "Guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian yang adil dan akurat
terhadap kemajuan belajar siswa secara daring.

" Meski demikian tantangan-tantangan ini tidak serta merta menghilangkan peluang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SD. Justru situasi ini mendorong guru dan siswa untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi digital guna mendukung proses belajar mengajar yang efektif.

Sebagai contoh, beberapa guru mulai mengembangkan metode pembelajaran interaktif
dengan memanfaatkan berbagai platform digital. "Guru dapat menggunakan fitur-fitur seperti
papan tulis virtual, kuis interaktif, dan bahkan permainan edukasi untuk membuat pembelajaran
lebih menarik dan melibatkan siswa secara aktif," jelas Masitoh (2020).

Di sisi lain, orang tua juga memiliki peran penting dalam mendukung pembelajaran daring bagi anak-anak mereka di tingkat SD. Seperti diungkapkan oleh Hakiki dan Utami (2021).

"Dukungan dan keterlibatan orang tua dalam membimbing dan memotivasi anak sangat dibutuhkan agar mereka dapat mengikuti pembelajaran daring dengan baik."

Selain itu, kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua menjadi kunci dalam mengatasi tantangan-tantangan yang ada. Khafidoh dan Ulum (2020) menekankan.

"Komunikasi yang terbuka dan saling pengertian antara semua pihak sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung keberhasilan pembelajaran daring."

Meskipun demikian, tantangan-tantangan dalam pembelajaran daring di SD tidak dapat diatasi hanya dengan upaya individual. Diperlukan dukungan dan kebijakan dari pemerintah dan
lembaga pendidikan terkait untuk memastikan ketersediaan infrastruktur dan pelatihan yang
memadai.

"Pemerintah perlu berinvestasi dalam menyediakan akses internet yang terjangkau dan merata di seluruh wilayah, serta menyediakan perangkat digital bagi siswa yang kurang
mampu," tegas Azizah dan Lestari (2021).

Langkah ini akan membantu menjembatani kesenjangan digital yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan.

Masitoh dan Arrosyad (2020) menyoroti pentingnya "program pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memanfaatkan teknologi digital secara efektif dalam pembelajaran."

Hal ini akan membantu guru menghadapi tantangan dalam menyampaikan materi dan mengelola kelas secara daring. Di samping itu, pemerintah dan lembaga pendidikan juga perlu memberikan dukungan dalam bentuk pedoman dan sumber daya pembelajaran daring yang berkualitas.

Sari dan Nurjanah (2021) mengusulkan "pengembangan platform pembelajaran daring yang user-friendly dan konten digital yang menarik serta sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan siswa SD."

Meski tantangan-tantangan tersebut tampak berat, namun tidak ada pilihan lain selain terus beradaptasi dan berinovasi. Purwanto dan Febrian (2021) menegaskan, "Pembelajaran
daring mungkin bukan solusi permanen, tetapi menjadi kebutuhan saat ini yang harus dihadapi
dengan bijak dan penuh kesiapan."
Dalam menghadapi tantangan ini, sudut pandang positif dan semangat untuk terus belajar menjadi kunci utama.

Fatimah dan Novitasari (2021) menyampaikan, "Guru dan siswa harus melihat tantangan ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan keterampilan baru dan meningkatkan fleksibilitas dalam proses pembelajaran.

Dengan semangat belajar dan
keterbukaan untuk berubah, guru dan siswa dapat saling mendukung dan bahu-membahu dalam
mengatasi hambatan yang ada. Seperti ungkapan Masitoh (2020), "Kerjasama yang erat antara
guru, siswa, orang tua, dan pemangku kepentingan lainnya dapat membantu menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan."

Meski demikian, perlu disadari bahwa pembelajaran daring tidak dapat sepenuhnya menggantikan pembelajaran tatap muka secara langsung. Hakiki dan Utami (2021) mengingatkan, "Interaksi langsung antara guru dan siswa sangat penting bagi proses pembelajaran yang optimal, terutama di tingkat Sekolah Dasar."

Oleh karena itu, pembelajaran
daring harus dipandang sebagai solusi sementara dalam situasi darurat seperti pandemi
COVID-19. Khafidoh dan Ulum (2020) menyarankan "agar sistem pendidikan kembali ke model pembelajaran tatap muka secara penuh ketika situasi memungkinkan, dengan tetap
memanfaatkan teknologi digital sebagai pendukung."

Dalam prosesnya,  tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran daring di
Sekolah Dasar dapat menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pihak terkait. Azizah dan Lestari
(2021) menyimpulkan, "Pengalaman ini dapat membantu kita mengidentifikasi kekurangan
dan kelebihan dalam sistem pendidikan, serta merumuskan strategi untuk menghadapi situasi
serupa di masa depan."

Pada akhirnya, yang terpenting adalah memastikan bahwa pendidikan tetap berjalan dan siswa-siswa Sekolah Dasar dapat terus belajar dan mengembangkan diri meskipun di tengah tantangan yang ada. Seperti dikatakan oleh Masitoh dan Arrosyad (2020), "Pendidikan adalah
investasi masa depan bangsa, dan kita harus berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan
keberlangsungannya dalam situasi apa pun."

Tantangan-tantangan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar, baik dari perspektif guru
maupun siswa, memang tidak mudah untuk dihadapi. Namun, dengan kerjasama, dukungan dan komitmen yang kuat dari semua pihak terkait, tantangan-tantangan tersebut dapat dikelola dengan baik dan bahkan menjadi peluang untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Seperti kata pepatah lama, "Di balik setiap tantangan, tersembunyi sebuah kesempatan."
Oleh karena itu, marilah kita hadapi tantangan-tantangan ini dengan sikap positif, kreativitas,
dan kemauan untuk terus belajar. Hanya dengan demikian, kita dapat menciptakan sistem
pendidikan yang tangguh dan siap menghadapi berbagai situasi di masa depan.

Pada akhirnya, pendidikan adalah kunci bagi kemajuan suatu bangsa, dan generasi muda kita di Sekolah Dasar merupakan investasi masa depan yang paling berharga. Dengan menghadapi tantangan-tantangan ini secara bijak dan penuh dedikasi, kita dapat memastikan bahwa mereka
mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, sehingga kelak dapat menjadi generasi penerus yang membanggakan dan membawa perubahan positif bagi bangsa dan negara kita.

Sumber Referensi


Azizah, S., & Lestari, I. (2021). Analisis tantangan pembelajaran daring bagi siswa sekolah dasar di era pandemi COVID-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 2(2).

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/jinop/article/view/16032 Fatimah, S., & Novitasari, D. (2021). Tantangan guru dalam pembelajaran daring di sekolah dasar pada masa pandemi COVID-19. Jurnal Basicedu, 5(3).

https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/823 Hakiki, K. M., & Utami, D. S. (2021). Tantangan pembelajaran daring di sekolah dasar pada masa pandemi COVID-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1). https://e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/view/8156 Heni, M., & Sulistyowati, S. (2021). Analisis kendala guru dalam pembelajaran daring di
Sekolah Dasar Negeri Buatan Baru. Jurnal Basicedu, 5(5).

https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1023 Hikmah, M. N., & Masitoh, D. (2021). Problematika pembelajaran daring di sekolah dasar pada masa pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 3(1).

http://ejournal.staimcisaruhibarkiah.ac.id/index.php/JPDI/article/view/64
Khafidoh, N., & Ulum, M. (2020). Problematika pembelajaran daring di sekolah dasar: Studi

kasus pada siswa kelas IV SD Negeri Ngantru. 

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 5(2).
 http://journal.ummgl.ac.id/index.php/jpk/article/view/4339 Masitoh, D, & Arrosyad, H. (2020). Tantangan pembelajaran daring bagi guru sekolah dasar di masa pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan Dasar, 12(2).

https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpd/article/view/10247 Masitoh, S. (2020). Problematika pembelajaran daring di sekolah dasar: Studi kasus guru SD Negeri 1 Purbalingga Lor. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 4(2).

https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/jip/article/view/4204 Purwanto, A, & Febrian, R. (2021). Analisis tantangan pembelajaran daring bagi siswa sekolah dasar di masa pandemi COVID-19.

Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(2).
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPD/article/view/27189 Sari, R. P., & Nurjanah, S. (2021). Problematika pembelajaran daring di sekolah dasar: Studi kasus di SDN Kemayoran 1 Jakarta. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 7(1).
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/jpp/article/view/4833.
_________
Penulis adalah Sri Rahmah, FKIP Jurusan PGSD UIR. (NPM: 236910505)







 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Disclaimer |Redaksi
Copyright 2012-2024 SULUH RIAU , All Rights Reserved