Dapat Dukungan Kalangan Yahudi, Trump Berjanji Melawat ke Israel
Kamis, 12 Mei 2016 - 17:27:58 WIB
Suluhriau- Calon Presiden Partai Republik Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan rencana melawat ke Israel dalam waktu dekat. Kunjungan itu diperlukan, sebab sang pengusaha kasino ini merasa punya basis pendukung dari kalangan Yahudi.
Rencana lawatan disampaikan Trump saat diwawancarai, Kamis (12/5/2016). Tim sukses Trump mengabarkan bahwa rakyat Negeri Zionis menyukai sosok politikus kontroversial itu.
"Saya merasa senang karena mendapat dukungan luas di Israel," kata Trump.
Paling lambat sebelum pemilihan umum pada November mendatang, Trump berjanji menyempatkan mampir ke kota-kota utama Israel seperti Yerusalem dan Tel Aviv. "Pokoknya sesegera mungkin," tandasnya.
Pernyataan Trump berbeda dari polling yang digelar pada 9 Mei lalu oleh Institut Demokrasi Israel. Lembaga ini menyimpulkan 40 persen warga Yahudi di Israel lebih memilih Hillary Clinton sebagai presiden AS.
Cuma 30 persen penduduk Negeri Bintang Daud menyukai sosok Trump. Sedangkan warga Arab-Israel dalam jajak pendapat yang sama menyatakan kedua kandidat itu sama saja kualitasnya.
Kebanyakan warga Israel khawatir Trump akan meminta konsesi ekonomi tertentu atas dukungan AS terhadap negara mereka dari potensi serangan Hamas, Hizbullah, ataupun Iran. Kekhawatiran itu berkaca pada pidato Trump beberapa bulan lalu, yang menuntut Korea Selatan dan Arab Saudi membayar jasa pengamanan militer AS selama ini jika masih ingin dianggap sekutu.
Dalam debat calon presiden yang digelar Maret lalu, Trump mengungkapkan pandangan pro-Israel saat diminta membahas isu Palestina oleh para panelis. Konglomerat berusia 70 tahun itu berjanji akan mengutamakan kebijakan politik luar negeri AS semakin condong membela kepentingan Israel di Timur Tengah.
"Saya adalah orang paling pro-Israel dibanding kandidat capres lainnya. Saya punya menantu dan putri orang Yahudi," kata Trump kala itu.
Trump sempat berjanji melawat ke Israel pada Desember 2015, termasuk menemui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Namun rencana itu batal di detik-detik terakhir karena sebab yang tidak dijelaskan.
Sumber: merdeka.com
Komentar Anda :