Presiden Filipina Dukung Pembunuhan Wartawan Korup, Organisasi Media Marah
Rabu, 01 Juni 2016 - 22:26:11 WIB
|
Rodrigo Duterte (Foto: REUTERS/Rene Lumawag/detik.com)
|
MANILA, Suluhriau- Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte menyatakan dirinya mendukung pembunuhan para jurnalis yang korup. Kelompok-kelompok media marah atas dukungan Duterte tersebut.
Duterte yang memenangi pemilihan presiden bulan lalu, mengatakan bahwa dirinya mendukung pembunuhan jurnalis yang menerima suap atau terlibat dalam aktivitas korup lainnya.
"Hanya karena Anda jurnalis, Anda tidak terbebas dari pembunuhan jika Anda seorang bajingan," cetus Duterte seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (1/6/2016).
Hal itu disampaikan Duterte ketika ditanya mengenai bagaimana dia akan menangani masalah pembunuhan jurnalis di negeri itu. Pekan lalu, seorang reporter ditembak mati di Manila, ibukota Filipina.
Filipina merupakan salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi para jurnalis. Sebanyak 174 wartawan telah tewas sejak demokrasi yang marak korupsi menggantikan kediktatoran Ferdinand Marcos tiga dekade lalu.
"Kebanyakan mereka yang tewas, sejujurnya, telah melakukan sesuatu. Anda tak akan dibunuh jika Anda tak berbuat salah," ujar Duterte seraya menambahkan, banyak jurnalis di Filipina yang korup.
Serikat Jurnalis Nasional Filipina (NUJP) menyebut komentar Duterte tersebut "mengerikan". Diakui organisasi media itu, ada masalah korupsi di industri pers negeri itu, namun hal itu tidak menjustifikasi pembunuhan wartawan.
Kecaman senada disampaikan Luis Teodoro, wakil direktur organisasi Kebebasan dan Tanggung jawab Media. Menurutnya, komentar Duterte tersebut menyedihkan, dan bisa mengirimkan sinyal bahwa sah-sah saja untuk membunuh dalam keadaan tertentu.
"Ketika Anda mengatakan jurnalis korup bisa dibunuh, itu pesan yang sangat jelas," cetusnya seperti dikutip AFP.
Komite Perlindungan Jurnalis yang berbasis di New York, Amerika Serikat juga mengecam Duterte. "Apa yang telah dilakukannya dengan komentar tak bertanggung jawab ini adalah memberikan hak kepada petugas-petugas keamanan untuk membunuh atas perbuatan yang mereka anggap fitnah," ujar perwakilan Asia Tenggara organisasi tersebut, Shawn Crispin.
"Ini salah satu statemen paling keterlaluan yang pernah kita dengar dari seorang presiden di Filipina," cetusnya.
sumber: detik.com
Komentar Anda :