Menu Buka Puasa,
Cobalah 'Pabukan Galopuong Ngango' tradisi Masyarakat Kampar
Rabu, 08 Juni 2016 - 11:57:45 WIB
|
Galopuong Ngango' menu khas buka puasa masyarakat Kampar, yang masih lestari (foto suluhriau.com)
|
SULUHRIAU- Mngkin anda sering mendengar nama penganan (orang Kampar menyebut galopuong ngango). Penganan sejenis takjil ini sangat enak dan bisa dijadikan alternatif untuk berbuka puasa.
Bagi masyarakat Kampar tradisi menyediakan menu buka puasa khas daerahnya hingga saat ini masih tetap menjadi budaya. Walaupun bermacam menu modern dan ala Barat seiring perkembangan zaman yang beragam jenis bermunculan saat ini.
Bagi komunitas masyarakat Kampar tetap menyajikan 'galopuong ngango' sebagi menu pebukaanya.
'Galopuong ngango' sebagian orang juga mengenal dengan tajil bunga durian, orang Kampar dan daerah kenegerian Rumbio dan sekitarnya pada umumnya sering menyebutnya penganan khas itu 'gelepung jangkau durian'. Karena bentuk takjil itu persis seperti bunga durian yang baru kembang sebagai pertanda durian masuk fase berputik.
Bentuk yang unik seperti lesung yang di atas berlobang seukuran ujung jari telunjuk orang dewasa dan cekungan itu (lobang) itu bisa menampung kuahnya yang terbuat dari santan dan dicampur dengan bumbu buah pala dan pengharum masakan biasanya gula saka serta gula putih sesuai keiinginan pembuatnya, huuu sedaap!.
Membuatnyapun sangat unik, dengan bahan beras pulut diajadikan adonan lalu dibulat-bulatkan dengan memutarkan jari telunjuk di atas adonan sebesar onde-onde itu. Tidak muda pula membuatnya.
Menurut salah seorang warga Rubio, yang kerap membuat 'galopuong ngango' Khaironi, (57) membuatnya juga perlu hati-hati, sebab tidak jarang dalam membuat lobang di atas tajil itu rusak karena terlalu tpis, sehingga bentuknya tidak bagus dan harus diulang.
Makanan galopuong ngango tersebut menurutnya hanya akan dijumpai saat ramadhan. Di hari lain hampir tidak akan pernah dibuat masyarakat.
Makanan terebut dimasak dengan cara dikukus dengan dandang yang di bawahnya dibalut dengan daun pisang.
Wah, bagi warga Kampar dan sekitarnya, 'galopuong ngango' sudah menjadi manakanan khas bukaan turun-temurun.
Tidak lengkap rasanya ramadhan jika tidak ada takjil galopuong ngango bagi masyarakat Kampar. Tetua Kampung juga bertekad akan terus mempertahankan menu khas daerah itu.
Sekarang, generasi muda yan tidak lagi tinggal di kampung mungkin sudah banyak tidak mengenal menu khas bulan puasa ini.
Mau mencoba?, datanglah ke daerah Rumbio Jaya untuk berbuka puasa bersama. Galopung dimakan, silaturramipun jalan. Selamat mencoba...! (khr)
Komentar Anda :