Catatan HUT Pekanbaru ke 232
Masalah Sampah Perburuk Citra Kota Pekanbaru
Selasa, 21 Juni 2016 - 14:03:12 WIB
|
Tumpukan Sampah di salah satu titik di Pekanbaru
|
PEKANBARU, Suluhriau- Kamis 23 Juni 2016, Kota 'Bertuah' Pekanbaru merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-232. Sebagai ibu Kota Provinsi Riau, pembangunan kota ini sangat pesat.
Visi Kota Pekanbaru yakni mewujudkan Pekanbaru sebagai kota metropolitan yang madani" tahun 2021, terus digesah kepemimpinan Firdaus-Ayat.
Namun, HUT tahun ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tengah berabagai eporia penghargaan dan nilai plus didapat kota ini, kini masalah menyesak dada dan membutuhkan perhatian Pemko lebih serius lagi. Yakni, masalah sampah.
Sejak lebih kurang tiga minggu, di Pekanbaru sampah menumpuk, sehingga muncul stigma di tengah masyarakat 'horor' sampah di Pekanbaru. Kondisi ini sudah sampai ke tingkat nasional karena pemberitaan media.
Tumpukan sampah di sekitar Pasar Pagi Arengka.
Kondisi ini disayangkan Zulfan Hafiz anggota DPRD Peknbaru baru-baru ini. Sering dengan seabrek pengahrgaan adipura yang diraih setiap tahun oleh Pekanbaru, melihat kondisi sekarang, dinilai tidak ada relevansi dengan penghagaan adipura itu.
Masyarakat di pemukiman perumahan kelabakan membuang sampah rumah tanggannya. Mobil kebersihan tidak lagi seperti sebelumnya, terutama dengan diputusnya kerjasama swastanisasi pengelolaan persampahan antara pemko Pekanbaru dengan PT Multi Inti Guna (MIG).
Pihak Pemko berusaha mengalihkan penanganan sampah ke pihak kecamatan seperti semula. Namun, gebrakan itu kini juga belum terasa. Bahkan ada suara-suara sumbang, karena begitu dialihkan ke pihak kecamatan, pungutan uang sampah untuk beberapa lembaga atau perkantoran justru lebih besar.
"Apakah ini tak menyalahi aturan (Perda,red), untuk mengatasi satu persoalan tetapi menimbulkan persoalan baru lagi," ujar seorang karyawan salah satu Bank.
Walikota Pekanbaru Firdaus, bahkan juga Wakil Walikota Ayat Cahyadi dalam berbagai kesempatan memang menyatakan, akan berusaha sekuat tenaga mengatasi sampah yang sudah menumpuk dimana-mana dan mengeluarkan bau busuk.
Namun, lagi-lagi komitmen ini dipertanyakan masyarakat. Salah seorang pedagang pedagang sayur di Pasar Arengka, Serama (40) bahkan heran, kini sampah di depan pasar itu bak 'lautan' namun belum juga diangkat.
Bahkan masyarakat di perumahan kini, tengah 'galau' karena belum ada ketegasan penanganan sampah dari pemerintah. Masyarakat berharap pemko tidak membiarkan masalah ini berlama-lama jika ingin kota ini dicap kembali sebagai kota bersih dan berprestasi. (yas)
Komentar Anda :