Sejak Awal 2016, ISIS Kehilangan 12 Persen Wilayah di Irak dan Suriah
Senin, 11 Juli 2016 - 17:25:22 WIB
DAMSKUS, Suluhriau- Wilayah yang dikuasai militan radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah dan Irak dilaporkan semakin berkurang.
Hasil analisis menyebut ISIS kehilangan 12 persen wilayahnya hingga pertengahan tahun 2016 ini.
Analisis kelompok peneliti IHS yang dirilis Minggu (10/7), seperti dilansir AFP, Senin (11/7/2016), menyebutkan ISIS yang mendeklarasikan kekhalifahannya di sejumlah wilayah Suriah dan Irak sejak tahun 2014 lalu, mulai kehilangan wilayah setelah mengalami kekalahan akibat serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat, tahun lalu.
"Tahun 2015, kekhalifahan ISIS menyusut sebesar 12.800 kilometer persegi, menjadi 78 ribu kilometer persegi, atau kehilangan 14 persen (wilayahnya)," sebut IHS dalam laporan hasil analisisnya.
"Dalam enam bulan pertama tahun 2016, wilayah mereka menyusut lagi sebesar 12 persen. Hingga 4 Juli 2016, ISIS menguasai setidaknya 68.300 kilometer persegi wilayah di Irak dan Suriah," imbuh IHS.
Di Suriah, ISIS tengah berada di bawah tekanan rezim pemerintahan Presiden Bashar al-Assad yang didukung militer Rusia dan juga aliansi Arab-Kurdi yang didukung koalisi pimpinan AS serta pasukan pemberontak Suriah. Sedangkan di Irak, pasukan militer yang didukung koalisi AS dan kelompok milisi pro-pemerintah berhasil mengalahkan sejumlah posisi ISIS.
Posisi ISIS di kota Manbij, Suriah, saat ini tengah terkepung. Posisi itu berada di jalur strategis yang menjadi rute suplai logistik antara Suriah dengan Turki.
Pada Maret lalu, ISIS berhasil dipukul mundur dari kota kuno Palmyra, Suriah dan pada Juni, ISIS diusir dari kota Fallujah, Irak. Tahun 2015 lalu, ISIS kehilangan wilayah penting Tal Abyad, yang terletak di antara perbatasan Suriah dengan Turki dan juga kehilangan kota Ramadi, Irak. Pada Mei lalu, Pentagon menyebut ISIS telah kehilangan 45 persen wilayahnya di Irak dan kehilangan 16-20 persen wilayah di Suriah.
Peneliti senior IHS, Columb Strack, menyebut menyusutnya wilayah ISIS ini kemungkinan besar berarti ISIS akan meningkatkan serangan yang memicu banyak korban jiwa. "Seiring menyusutnya wilayah kekhalifahan ISIS dan semakin jelas bahwa proyek pemerintahannya mereka gagal, kelompok ini tengah mengatur kembali prioritas mereka," sebutnya.
"Sayangnya, kami memperkirakan adanya peningkatan serangan yang memicu banyak korban jiwa dan sabotase infrastruktur ekonomi, di wilayah Irak dan Suriah, maupun wilayah lain, termasuk Eropa," imbuh Strack.
Tidak hanya wilayah yang menyusut, IHS juga menyebut pendapatan ISIS terus mengalami penurunan. Dari sekitar US$ 80 juta pada pertengahan tahun 2015, turun menjadi menjadi hanya US$ 56 juta pada Maret 2016.
sumber: detik.com|editor: Jandri
Komentar Anda :