Pegawai Makan Terlalu Banyak, Restoran di Queensland Tolak Bayar Sisa Gaji
Selasa, 12 Juli 2016 - 13:54:27 WIB
|
(Foto: Australia Plus ABC|dtc)
|
SULUHRIAU- Sebuah restoran di negara bagian Queensland mengatakan seorang pegawai mereka makan terlalu banyak dan menggunakan AC terlalu banyak. Sekarang restoran Fire dan Stone dikenai denda $ 21 ribu (sekitar Rp 210 juta) karena menolak membayar sisa gaji yang sebelumnya dibayar terlalu rendah.
Pemilik restoran Fire and Stone di Pulau Resor Tangalooma di Moreton Island tersebut sebelumnya membayar seorang backpacker asal China $ 10 dolar (sekitar Rp 100 ribu) per jam di tahun 2014.
Saat itu, backpacker perempuan tersebut masih berusia 20 tahunan, dengan penguasaan bahasa Inggris terbatas, dan di Australia menggunakan working holiday visa.
Dia kemudian menghubungi Fair Work Ombudsman yang kemudian menyatakan bahwa pekerja ini harusnya dibayar tambahan $ 1.577 untuk kerja selama 19 hari tersebut. Upah 10 dolar tersebut hanya separuh dari upah yang seharusnya didapat untuk pekerjaan yang sama.
Ombudsman kemudian membawa kasus ini ke pengadilan setelah restoran tersebut menolak memberi bayaran sisa, dengan alasan bahwa pekerja tersebut 'makan terlalu makan dan terlalu banyak menggunakan AC."
Hakim: hukuman ini adalah sebagai peringatan
Pengadilan Circuit Federal dalam keputusannya mengatakan restoran tersebut salah mengkategorikan pekerja tersebut sebagai kontraktor independen, dan melanggar hukum yang berlaku.
Hakim menjatuhkan denda kepada pemilik restoran tersebut Jia Ning Wang $ 3500 (sekitar Rp 35 juta).
Perusahaan milik Wang Golden Vision Food and Beverage Services Pty Ltd dikenai denda tambahan $17,500 (sekitar Rp 175 juta).
Hakim Michael Jarrett mengatakan Wang sama sekali tidak menunjukkan penyesalan, dan hukuman yang dijatuhkan adalah pesan kepada industri tata boga dan mereka yang mempekerjakan pemegang visa yang datang ke Australia.
"Hukuman ini harus menjadi peringatan kepada yang lain yang melakukan tindak yang sama, bahwa tindakan mereka akan memiliki konsekuensi serius, dan tindakan seperti ini tidak boleh diulangi." kata Hakim Jarrett.
Natalie James dari Fair Work Ombudsman mengatakan bahwa eksploatasi secara sengaja terhadap pekerja yang 'lemah' tidak bisa dibiarkan.
"Kami menangani kasus mengenai pekerja yang sengaja dibayar rendah dengan serius." kata James.
Sumber: detik.com
Komentar Anda :