Kapolri: 3 Personel Polres Meranti Ditahan Pascabentrok Berdarah
Jumat, 02 September 2016 - 09:37:13 WIB
JAKARTA, Suluhriau- Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian memastikan, tiga anggota kepolisian ditahan pascabentrok warga dan polisi di Kabupaten Kepulauan Meranti pada Kamis (26/8/2016) lalu.
Tiga anggota polisi Polres Kepulauan Meranti ini sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka terkait bentrokan berdarah itu.
"Ada 3 anggota yang ditahan, saya sudah perintahkan lakukan proses hukum termasuk hukum pidana terhadap ketiga anggota itu," ujar Tito di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (2/9/2016).
Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengaku belum mengetahui lebih jauh perkembangan proses pemeriksaan terhadap tiga anggota tersebut. Namun, kata dia, bisa saja ketiganya tengah diinterogasi aparat.
"Sementara 3 anggota bisa saja sekarang sedang interview secara mendalam," kata dia.
Tito memastikan, kondisi Kabupaten Kepulauan Meranti dalam keadaan kondusif. Bahkan bangunan yang dirusak akibat bentrok itu sudah diperbaiki.
"Kapolda sudah ke sana bersama Danrem, pak Gubernur, semua situasi sudah kondusif di sana, kemudian perbaikan kantor juga sudah," jelasnya.
"Sekarang tinggal penegakan hukum, penegakan hukum terutama kepada anggota," tambah dia.
Penyerangan warga ke Mapolres Kepulauan Meranti ini dipicu tewasnya Apri Andi Pratama, saat ditangkap dalam kasus penganiayaan hingga menyebabkan anggota polisi Brigadir Adil S. Tambunan (31) tewas.
Sebelum penangkapan Apri, sapaan akrab Apri Andi Pratama, diketahui pelaku berkelahi dengan korban. Perkelahian keduanya bermotif asmara. Apri terbakar api cemburu ketika melihat teman wanitanya bersama Adil di sebuah penginapan.
Keduanya bertengkar di area parkir halaman depan Hotel Furama Selatpanjang, Kamis (25/8/2016), sekitar pukul 01.45 WIB. Adil tewas setelah dadanya ditikam berkali-kali oleh Apri.
"Pelaku menyerang dengan menggunakan sebilah pisau lalu menusuk korban pada bagian dada, dan korban berusaha melakukan perlawanan," cerita Guntur.
Pelaku dengan beringas terus mengejar Adil sambil menikamnya. Akibatnya korban mendapat lima luka tusuk di dada tengah, dada samping kiri, lengan atas tangan kiri bagian luar, lengan atas tangan kiri bagian dalam, punggung kiri, dan satu luka robek di bahu kiri. Korban kemudian tersungkur.
Apri berhasil dibekuk sekitar pukul 03.30 WIB atau dua jam pascapembunuhan itu. Pelaku pembunuhan dibekuk anggota di Desa Mekarsari, Kecamatan Merbau.
Pada saat penangkapan, pelaku dikabarkan melawan petugas menggunakan badik sehingga polisi yang sudah melakukan upaya persuasif dan memberikan tembakan peringatan terpaksa melumpuhkannya dengan dua kali tembakan pada bagian kaki.
Tidak lama berselang, pelaku meninggal. Sejumlah desas-desus menyebutkan pelaku tewas akibat dianiaya polisi setelah tertangkap. Namun, hal itu dibantah Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo.
"Pelaku tewas akibat kehabisan darah saat akan dibawa ke RSUD," kata Guntur.
Pascatewasnya Andi, masyarakat Selatpanjang ramai-ramai mendatangi RSUD Meranti untuk menyaksikan langsung. Jumlah warga semakin banyak hingga mencapai ribuan. Warga menilai polisi secara sengaja menghabisi Andi saat penangkapan.
Suasana semakin memanas menjelang Kamis (25/8) siang. Sekitar 2.000 warga berkumpul dan bergerak dari RSUD ke Mapolres Meranti. Massa mengepung mapolres dan melempari dengan batu. Polisi bertahan dengan tameng dan sesekali meletuskan senjata peringatan ke udara. Namun jumlah massa semakin banyak hingga terakhir seorang warga terjatuh dengan luka pada bagian kepala.
Belum diketahui pasti penyebab tewasnya warga bernama Isrusli tersebut. Namun, polisi mengklaim bahwa korban tewas akibat terkena lemparan batu, sedangkan warga menyebut korban tewas akibat peluru nyasar.
Sumber: merdeka.com| Editor: Jandri
Komentar Anda :