DPRD Riau Bahas Foto Perwira Polda dan Bos Perusahaan Heboh di Medsos
Jumat, 02 September 2016 - 17:43:55 WIB
PEKANBARU, Suluhriau- Dugaa dilakukan beberapa perwira tinggi Polda Riau ongkow-kongkow yang diduga dengan bos PT Andika Permata Sawit Lestari (APSL) yang tersebar di media sosial, sangat disayangkan dan menjadi perhatian DPRD Riau.
Karena ini menyangkut adanyanya dugaan salah satu perusahaan yang disebut-sebut terlibat kasus pembakaran lahan.
"Persoalan ini jelas sangat kita sayangkan, disaat aparat hukum tengah menjadi sorotan atas kasus SP3 Karhutla, sekarang muncul pula persoalan baru," kata Sunaryo, Wakil Ketua DPRD Riau Jumat (2/8/2016).
Untuk itu, pihaknya akan membawa persoalan ini dalam rapat pimpinan dewan untuk kemudian diambil kesepakatan bersama terkait sikap dewan terhadap persoalan tersebut. Terlebih dahulu, pihaknya akan mencari tahu kepastian poto yang dimaksud.
"Kita belum tahu persisnya seperti apa, apakah benar poto itu atau tidak. Kalau benar, tentu ada semacam kolusi antara petinggi kepolisian dengan pihak perusahaan," ungkap mantan wakil Walikota Dumai ini.
Saat disinggung apakah Mabes Polri perlu membentuk tim untuk mencari tahu kebanaran persoalan ini, politisi PAN ini masih enggan berspekulasi jauh sebelum kebenaran poto tersebut terungkap.
"Saya tidak mau berspekulasi terlalu jauh sebelum kebenaran masalah ini terungkap. Yang jelas ke depan, mari bersama-sama kita menjaga kondusifitas daerah ini," tutupnya.
Perwira Membantah
Sementara itu, Direktur Direktorat Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau, Kombes Pol Surawan menegaskan, minuman keras (miras) yang terdapat dalam foto "kongkow-kongkow" itu bukan miliknya, atau milik Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Kombes Pol Rivai Sinambela atau milik Kepala Kepolisian Resort Kota (Polresta) Kombes Pol Toni Hermawan.
"(Miras) itu ada di mejanya pemilik hotel (Grand Central. Itu milik dia dan teman temannya,'' tukasnya.
Menurut Surawan, ketika itu dirinya memang diundang tim Mabes Polri terkait penanganan kasus insiden Meranti. Ketika itu, sudah ada pemilik Hotel Grand Central Pekanbaru Masli, salah seorang pengusaha show room, dan bos PT Andika Permata Sawit Lestari (APSL). Dia sendiri tidak kenal dengan bos PT Andika, yang dia kenal adalah Acong, temannya, pengusaha showroom di Medan, Sumatera Utara (Sumut) dan Masli, pemilik Hotel Grand Central.
"Namanya kita bertemu. Saat itu ketemu, itu (miras, Red) table (meja) mereka. Lalu mereka minta foto bareng. Yang mengambil foto Kasubdit IV Ditreskrimum,'' tuturnya.
Bantahan dirinya juga tidak sedang "kongkow-kongkow" juga ditegaskan Kapolresta Pekanbaru Toni Hermawan. Dikatakan, dari tiga pejabat yang ada difoto tersebut, dia lah yang paling datang belakang.
"Saat difoto itu kan tampak saya sedang menelpon," tukasnya.
Menurut Toni, dia sama sekali tidak ada kaitan dengan pengusutan kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) ataupun kasus insiden Meranti "Berdarah".
Dirinya datang Lounge atau bar yang menjadi fasilitas hotel berbintang itu karena ingin menjumpai teman seangkatannya, Kombes Pol Hendra, tim Mabes Polri yang mengusut kasus insiden Meranti.
"Namanya saya tuan rumah. Apalagi dia satu leting atau satu angkatan saya jumpai. Kombes Hendra juga tetangga saya di Bandung,'' terang Toni Hermawan. (rtc,ran)
Komentar Anda :