Minggu, 22 September 2024 Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU | Pj Gubri Terima Audiensi Investor dari Enam Negara, Ajak Berinvestasi di Bumi Lancang Kuning | Pj Gubernur Riau Audiensi Tim Kementerian dan Lembaga Kemenko Marves RI | Pj Gubri Perbaiki Sejumlah Ruas Jalan di Pekanbaru, Pj Wako dan Tokoh Masyarakat Ucapkan Terima Kasih | Pj Gubernur Riau Tinjau Empat Ruas Jalan di Kota Pekanbaru | Pj Gubernur Riau Serahkan SK kepada 173 PPPK Guru di Rohil
 
 
☰ Nasional
Hari Lahir Pancasila
Hari Lahir Pancasila Pemikiran Islam Bung Karno dalam Pancasila
Kamis, 01 Juni 2017 - 15:52:27 WIB

SULUHRIAU, Jakarta - Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang telah disepakati dan final. Pancasila digali oleh Presiden pertama RI Sukarno yang kemudian dikemukakannya dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945.

Sebagai seorang muslim, pemikiran Bung Karno pun tak lepas dari ajaran Alquran dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Pun ketika dia berpidato tentang Pancasila di gedung Chuo Sangi In kala itu.

"Jikalau memang rakyat Indonesia, rakyat yang bagian besarnya rakyat Islam, dan jikalau memang Islam di sini agama yang hidup berkobar-kobar di dalam kalangan rakyat, marilah kita pemimpin-pemimpin menggerakkan segenap rakyat itu, agar supaya mengerahkan sebanyak mungkin urusan-utusan Islam ke dalam badan perwakilan ini. Ibaratnya Badan Perwakilan Rakyat 100 orang, anggotanya, marilah kita bekerja, bekerja sekeras-kerasnya agar 60, 70, 80, 90 utusan yang duduk dalam perwakilan ini orang Islam, pemuka-pemuka Islam," tutur Sukarno seperti dikutip dalam buku Tjamkan Pancasila: Pancasila Dasar Falsafah Negara.

Pernyataan Bung Karno itu dalam konteks memaparkan dasar negara tentang permusyawaratan. Dia hendak meyakinkan bahwa perjuangan lewat musyawarah harus menjadi dasar negara Indonesia yang masyarakatnya majemuk.

"Allah subhanahuwata'ala memberi pikiran kepada kita agar dalam pergaulan kita sehari-hari, kita selalu bergosok, supaya ke luar daripadanya beras, dan beras itu akan menjadi nasi Indonesia yang sebaik-baiknya. Terimalah Saudara-saudara, prinsip nomor tiga, yaitu permusyawaratan!" kata Bung Karno.

Pada saat sidang BPUPKI itu, ada perwakilan pemerintah Jepang yang meninjau. Chuo Sangi In sendiri merupakan lembaga yang dibentuk Sukarno, Hatta, dan kawan-kawan untuk mendapat kepercayaan Jepang. Sehingga lembaga itu menjadi semacam penasihat pemerintah militer Jepang.

Namun bukan berarti saat itu Bung Karno memaparkan dasar negara sesuai 'pesanan' Jepang. Dia justru membuat peninjau dari Jepang tampak kecewa.

"Tidak satu pun dari ucapanku yang menyatakan kesetiaan kepada 'Dewa' mereka, Tenno Heika. Tidak satu pun kata-kataku memuji Dai Nippon. Aku tidak tunduk sama sekali kepada saran-saran dari pemerintahan mereka. Sesungguhnya pidatoku bahkan menyatakan bahwa aku antimonarki, karena Aku seorang Islam, aku seorang demokrat karena aku orang Islam, aku menghendaki mufakat, maka aku minta supaya tiap-tiap kepala negara, baik khalifah-khalifah maupun amirul mukminin harus dipilih oleh rakyat?" tutur Bung Karno kepada Cindy Adams yang kemudian ditulis dalam buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Bung Karno merenungkan tentang dasar negara sejak 16 tahun sebelum pidatonya di BPUPKI. Salah satu dasar negara yang digalinya ketika dia diasingkan ke Pulau Ende, Flores, juga bernafaskan pemikirannya tentang Islam.

Dia bercerita dalam buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia bahwa di Flores dirinya sering merenung di bawah pohon sukun yang menghadap ke teluk. Di sanalah dia mendapatkan 'ilham' dari Tuhan.

"Aku tahu, pemikiran yang akan kusampaikan bukanlah milikku. Engkaulah yang membukakannya kepadaku. Hanya Engkaulah Yang Maha Pencipta. Engkaulah yang selalu memberi petunjuk pada setiap nafas hidupku. Ya Allah, berikan kembali petunjuk serta ilham-Mu kepadaku," kata Sukarno menceritakan doa yang dia panjatkan pada malam hari jelang 1 Juni 1945.

Meski demikian Bung Karno tak hendak membuat Indonesia hanya menjadi negara untuk satu agama saja waktu itu. Bahkan dia yang memilih para anggota BPUPKI dan di antaranya ada 4 keturunan Tionghoa dan seorang keturunan Belanda.

"Rukun Islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan. Kita mempunyai panca indra. Apa yang bilangannya lima? Pandawa pun lima orangnya. Sekarang banyaknya prinsip; kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan dan ketuhanan; lima pula bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa--namanya ialah Pancasila," tutur Sukarno dalam sidang BPUPKI.

Selain tentang Islam, pemikiran Bung Karno juga banyak dipengaruhi para pemikir dan pemimpin dunia. Sederet tokoh disebutkan dalam pidatonya itu. Tetapi Bung Karno kemudian menegaskan bahwa Pancasila tidaklah sama dengan ideologi bangsa lain, termasuk kapitalisme dan komunisme.

"Aku tahu, kami tidak dapat mendasarkan bangsa kami pada Deklarasi Kemerdekaan Amerika. Juga tidak pada Manifesto Komunis. Kami tidak dapat meminjam pandangan hidup bangsa lain, termasuk Tenno Koodo Saishim dari Jepang," ungkap Bung Karno di buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Sumber: detik.com



 
Berita Lainnya :
  • Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU
  • Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
  • Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
  • Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
  • Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU
    02 Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
    03 Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
    04 Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
    05 Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
    06 Dimangsa, Kepala Kakek 68 Tahun di Rohil Ditemukan Dalam Perut Buaya
    07 Kapolda Apresiasi Cipayung Plus Riau Dukung Pilkada Damai-Gembira 2024
    08 Disergap Satnarkoba Polres Kampar, Warga Muara Jalai tidak Berkutik
    09 Bersama Personil TNI, Lapas KLS IIB Pasir Pengaraian Lakukan Perawatan Senjata Api
    10 Gedung Tiga Dinas di Komplek Perkantoran Pemko Pekanbaru Tenayan Raya Terbakar Hebat
    11 Tim Formatur Hasil Kongres II SMSI Rampungkan Penyusunan Kepengurusan Periode 2024-2029
    12 Kapolres Kampar Gelar Coffee Morning dengan KPU-Bawaslu serta Papaslon Bupati- Wakil Bupati Kampar
    13 Hafit Syukri: Pasangan Indah Sangat Cocok Pimpin Rohul
    14 KPU Kampar Gelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan DPT Pilkada Serentak 2024
    15 Hukum Bank ASI Dalam Presfektif Hukum Islam
    16 11 Hari Pelarian, Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Goreng Akhirnya Ditangkap dan Digelandang Polisi
    17 KPU Kampar Gelar Rakor Persiapan Tahapan Kampanye dan Dana Kampanye Pilkada 2024
    18 DPRD Riau Periode 2024-2025 Bentuk 8 Fraksi, PPP dan PAN Bergabung
    19 HPN Tahun 2025 Ditetapkan di Provinsi Riau
    20 FKUB Pekanbaru Sambut Hangat Silaturrahmi Bapaslon Wako-Wawako IDAMAN
    21 KPU Riau Gelar Rakor Persiapan Kampanye dan Pengelolaan Dana Kampanye
    22 Digelar di MIN 3, Kasubbag TU Kemenag Buka Lomba Final Tahfizh Al-Qur’an Juz 30 Tingkat MI Se Pekanbaru
     
    Redaksi | Indeks Berita
    Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik
    © SuluhRiau.com | Pencerahan Bagi Masyarakat