Implementasi Muatan Lokal Budaya Melayu di Sekolah, Sondi: Sudah Seharusnya!
Senin, 30 Oktober 2017 - 14:27:37 WIB
SULUHRIAU, Pekanbaru- Implementasi muatan lokal Budaya Melayu di sekolah-sekolah mendapar dukungan sepenuhnya dari Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Sondia Warman.
Menurut Sondia Warman, justru kalau sekarang baru mulai, dinilai terlambat. Dimana daerah lain, seperti di daerah-daerah Pulau Jawa sudah lama memulai ini.
Namun, demikia tidak ada kata terlambat untuk melakukan suatu hal baik untuk kemajuan terutama pendidikan daerah ini. "Ini tentu kita dukung, sehingga budaya Melayu Melayu ini tetap lekang di tengah arus globalisasi seperti saat ini," ujar Sondia Warman, Senin (29/10/2017).
Ia mengatakan, kalau selama ini mungkin baru hanya setakad arab Melayu dan diterapkan di SD atau pun SMP, ke depan tentunya bisa diterapkan di SMA di Pekanbaru atau Riau ini."Whay not," katanya.
Namun disadari, saat ini mungkin masih terbatas mengenai tenaga pengajar muatan lokal budaya melayu, karena katanya informasi yang akan menjadi muatan lokal itu, selai arab melayu, ada makanan Melayu, adat-istiadat Melayu, permainan Melayu, pakaian Melayu dan musik Melayu. "Ini tentu butuh tenaga pengajar dibidangnya," katanya.
Politisi PAN ini menyarankan agar sekolah dan Disdik Pekanbaru mencarikan solusi sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan guru ini. "Saya kira jika hal ini sudah menjadi komitmen akan bisa dilaksanakan," katanya.
Saat ditanya apa perlu Perda? Sondi mengatakan, sebaiknya ada Pergub atau Perwako terlebih duhulu, menunggu proses pembuatan Perda. Karena Perda butuh waktu dalam pembahasannya. Sementara hal ini tidak harus diulur.
BACAJUGA : Disdik Pekanbaru-LAMR Sepakati Implementasi Muatan Lokal Budaya Melayu
Sementara itu, sebelumnya Dinas Pendidikan (Disdik) Pekanbaru dan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Menyepakati memasukan salah budaya melayu dalam muatan lokal wajib di SD Pekanbaru dan SMP.
"Kami sepakat agar pelajaran tentang budaya melayu bisa diimplementasikan," kata Kadisdik ekanbaru, Abdul Jamal.
Dikatakannya, referensi pelajaran yang akan diberikan disesuaikan. Pihak Kepala Sekolah akan terlebih dahulu mengikuti pelatihan bersama LAM Riau.
Jadi mata muatan lokal ini kata Jamal, sudah berjalan sejak lama seperti Arab Melayu 2 jam pelajar. Dan lainnya masuk makanan Melayu, adat-istiadat Melayu, permainan Melayu, pakaian Melayu dan musik Melayu.
Sedangkan di SMP juga sudah ada muatan lokal Arab Melayu, namun kedepan tentu akan masuk, karena sudah ada Pergubnya. [chr]
Komentar Anda :