Rabu, 30 Oktober 2024 Upacara Sumpah Pemuda 2024, Ketua LPM Pekanbaru Ajak Pemuda Berperan dalam Pembangunan | Petani Tambak Udang Vaname Bengkalis Minta Usahanya Tidak Tutup, Bagus Sampai Solusi | Momentum Sumpah Pemuda, Tim Cooling Syistem Ditlantas Polda Riau Sambangi SMKN 8 Rumbai | PWI Pusat Berkantor Sementara di Lantai 4 Daerah Segitiga Emas | UMRI Wisuda 991 Mahasiswa, Lulusan Diharapkan Mencerahkan Semesta | Persiapan Hari Pencoblosan, KPU Riau Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara
 
 
☰ Ekbis
Peneliti: Perkebunan Sawit Dominasi Konflik Tanah
Rabu, 27 Desember 2017 - 14:17:55 WIB

SULUHRIAU- Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) menyebut, perkebunan kelapa sawit menjadi komoditas yang mendominasi konflik agraria di Indonesia pada 2017.

Pola pengelolaan yang menindas warga sekitar jadi penyebabnya. Peninjauan ulang terhadap izin perkebunan sawit darurat dilakukan.

"Meskipun tercatat sebagai penyumbang devisa, nyatanya perkebunan sawit memiliki catatan buruk berupa ledakan konflik agraria," kata Sekertaris Jenderal KPA Dewi Kartika, dalam Catatan Akhri Tahun 2017 KPA, di Cikini, Jakarta, Rabu (27/12/2017).

KPA mencatat ada 659 konflik agraria sepanjang 2017. Angka itu meningkat jika dibandingkan 2016 yang mencapai 450 konflik. "Jika dipukul rata, dalam sehari telah terjadi dua kali konflik sepanjang tahun 2017," ucapnya.

Konflik sepanjang 2017 itu terjadi di lahan seluas 520.491,87 hektare dan menyebabkan sedikitnya 652.738 kepala keluarga terdampak.

Sektor perkebunan masih menjadi penyumbang utama konflik agraria di Indonesia dengan 208 konflik atau 32 persen. Jenis perkebunannya mulai dari perkebunan eks kolonial Belanda hingga perkebunan modern.

Satu hal yang pasti, kata Dewi, konflik agraria terbesar terjadi di perkebunan dengan komoditas kelapa sawit. Penyebabnya, pertama, pengelolaan perkebunan yang menindas.

"Sistem pengelolaan usaha perkebunan yang dijalankan selama ini memang tak berubah, masih memakai corak usaha perkebunan gaya kolonial yang dibangun dengan cara-cara korup, menindas pekerja dan rakyat sekitarnya," cetus dia.

Kedua, masalah ketimpangan kepemilikan lahan. Sebanyak 31 persen dari keseluruhan 11,67 juta haktare lahan sawit (data 2016) dimiliki oleh beberapa grup perusahaan besar, seperti Salim Group, Sinar Mas Group, Jardine Matheson Group, Wilmar Group, dan Surya Damai Group.

Ketiga, kebijakan moratorium izin perkebunan sawit yang kurang tepat, karena moratorium hanya diterapkan pada yang belum mendapat izin. Sementara, penggarapan lahan tetap terjadi bagi yang sudah memperoleh izin sebelumnya.

"Mendesak untuk melakukan review atas izin-izin yang telah diberikan," ujar Dewi.

Selain perkebunan, sektor lain penyumbang konflik agraria berdasarkan catatan KPA, berturut-turut, adalah properti dengan 199 konflik, infrastruktur dengan 94 konflik, pertanian dengan 78 konflik, kehutanan 30 konflik, kelautan/pesisir 28 konflik, dan pertambangan 22 konflik.

Diketahui, Presiden Jokowi telah memperpanjang kebijakan moratorium perluasan lahan kelapa sawit. Namun, penundaan ekspansi ini hanya dilakukan selama dua tahun.

Sumber: CNNIndonesia.com | Editor: Jandri





 
Berita Lainnya :
  • Upacara Sumpah Pemuda 2024, Ketua LPM Pekanbaru Ajak Pemuda Berperan dalam Pembangunan
  • Momentum Sumpah Pemuda, Tim Cooling Syistem Ditlantas Polda Riau Sambangi SMKN 8 Rumbai
  • PWI Pusat Berkantor Sementara di Lantai 4 Daerah Segitiga Emas
  • Petani Tambak Udang Vaname Bengkalis Minta Usahanya Tidak Tutup, Bagus Sampai Solusi
  • UMRI Wisuda 991 Mahasiswa, Lulusan Diharapkan Mencerahkan Semesta
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Upacara Sumpah Pemuda 2024, Ketua LPM Pekanbaru Ajak Pemuda Berperan dalam Pembangunan
    02 Momentum Sumpah Pemuda, Tim Cooling Syistem Ditlantas Polda Riau Sambangi SMKN 8 Rumbai
    03 PWI Pusat Berkantor Sementara di Lantai 4 Daerah Segitiga Emas
    04 Petani Tambak Udang Vaname Bengkalis Minta Usahanya Tidak Tutup, Bagus Sampai Solusi
    05 UMRI Wisuda 991 Mahasiswa, Lulusan Diharapkan Mencerahkan Semesta
    06 Persiapan Hari Pencoblosan, KPU Riau Gelar Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara
    07 Warga Keturunan Tionghoa Desa Titi Akar Minta Cap Go Meh Jadi Agenda Wisata
    08 Warga Keturunan Tionghoa Desa Titik Akar Minta Cap Go Meh Jadi Agenda Wisata
    09 Abdul Wahid Calon Pengawas Halal Sowan ke Kantor BPJPH Jakarta
    10 UMRI Akan Gelar Wisuda Ke-27, Sebanyak 991 Lulusan Siap Jadi Generasi Inovatif Mencerahkan
    11 PWI Pusat Gelar Kick-Off HPN 2025 Riau di Anjungan TMII
    12 Jalan Rusak dan Berdebu Akibat Mobil Berat Perusahaan, Warga Desa Sumber Sari Tapung Hulu Demo
    13 Ketika Saat Bocah Mandi di Sungai Inhil Tewas Diterkam Buaya
    14 Pembangunan Pusat Layanan Haji Terpadu, Kasubbag TU Kemenag Pekanbaru Koordinasi ke Kemenag RI
    15 Melalui Rapat Paripurna, Empat Pimpinan Definitif DPRD Riau Periode 2024-2029 Dilantik
    16 Surat Suara Pilkada Kampar Tiba di Gudang KPU
    17 Detik-detik Truk Tangki CPO Mencebur ke Sungai Kampar, Sopir Tewas
    18 Danrem 031/WB Kunjungan Kerja ke Markas Kodim 0322/Siak
    19 Sempena HUT ke 73 Humas Polri, Polres Kampar Gelar Baksos Donor Darah
    20 PWI Riau Siap Bertanding di Turnamen Futsal Ikadin Cup 2024
    21 Motivasi Pelajar Menulis dan Ilmu Jurnalistik, PWI Meranti Goes to School ke 5 Sekolah
    22 Empat Kabupaten-Kota di Riau Terima Surat Suara Pilkada 2024
     
    Redaksi | Indeks Berita
    Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik
    © SuluhRiau.com | Pencerahan Bagi Masyarakat