Berangkat ke China, Luhut Akan Tawarkan 15 Proyek
Rabu, 11 April 2018 - 19:06:24 WIB
SULUHRIAU- Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan akan melakukan kunjungan kerja ke Beijing, China.
Dalam kunjungan itu, Luhut mengaku membawa 15 proyek yang akan ditawarkan. Adapun 15 proyek itu di antaranya berada di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Manado dan Bali.
"Progresnya, pemerintah Tiongkok sudah menunjuk pihak yang ingin mendiskusikan dengan saya terkait 15 proyek itu," sebut Luhut di kantornya, Rabu (11/4/2018).
Namun dia tidak menyebutkan secara pasti berapa total nilai 15 proyek yang akan ditawarkan. Tetapi yang pasti, proyek tersebut di antaranya pembangunan Kuala Tanjung Internasional Hub Port and Industrial Estate, jalan tol, dan kereta api di Sumatera Utara.
Luhut mengatakan, ke-15 proyek tersebut juga akan ia tawarkan di Washington DC, Amerika Serikat dalam Forum Ekonomi Dunia (WEF) 18 April 2018. "Jadi yang mana yang lebih cepat dan harga yang cocok saja," tambahnya.
Yang pasti, kata Luhut, bagi investor yang ingin masuk ke Indonesia itu haru memenuhi empat syarat. Pertama, harus menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Kedua, mempersiapkan penggunaan tenaga kerja lokal dalam empat tahun pengerjaan proyek.
Menurut dia, syarat yang kedua itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang ingin mengembangkan sumber daya manusia. "Jadi dalam 3-4 tahun pengerjaan proyek hrus mulai bergeser dari tenaga kerja asing dengan ke tenaga kerja lokal," sebutnya.
Ketiga, tidak ada ekspor bahan mentah dan keempat, adanya transfer teknologi. Sehingga, manfaat yang akan dirasakan Indonesia atas 15 proyek tersebut juga akan maksimal.
Teken investasi 20 miliar dollar AS Selain menawarkan 15 proyek, Luhut di Beijing juga diagendakan akan meneken rencana investasi dari China sebesar 20 miliar dollar AS di bidang hydro power.
"Tapi saya mau cek dulu, betul apa tidak itu 20 miliar dollar AS, karena saya tidak mau meneken yang tidak jelas, harus jelas dulu baru saya mau neken," tegasnya. Diketahui investasi hydro power didapat dari hasil KTT one belt one road tahun lalu.
Investasi itu juga nantinya akan berlokasi Kalimantan Utara dengan kapasitas 5.000 megawatt. Luhut juga bilang, investasi tersebut sudah memenuhi empat syarat diatas sehingga sudah bisa diteken.
Salah satunya yakni, sang investor bersedia membangun smelter untuk mendukung hydro power. Sehingga, tidak perlu mengekspor bahan mentah untuk kebutuhan hydro power.
Sumber: kompas.com | Editor: Jandri
Komentar Anda :