Forum Anak Indonesia Ingin Suaranya Didengar Pemerintah
Sabtu, 21 Juli 2018 - 15:00:00 WIB
SULUHRIAU- Memasuki hari ketiga Forum Anak Nasional (FAN) 2018, para peserta mulai menyusun papan mimpi yang hendak dicapai di provinsi masing-masing.
Mimpi-mimpi tersebut nantinya akan saling dipresentasikan kepada perwakilan dari daerah lain. Secara umum mimpi anak-anak Indonesia dalam FAN 2018 hanya satu, yakni didengar oleh banyak pihak. Lebih khusus lagi, suara mereka didengar oleh para stakeholder (pihak berwenang) baik di tingkat terendah, daerah, hingga pusat.
"Semoga suara-suara anak yang terpendam bisa dimunculkan, didengar, dan disampaikan lewat perwakilan yang terpilih. Kami sadar tidak boleh mengecewakan dan semoga bisa didengar oleh Pak Jokowi dan Ibu Yohana," ujar perwakilan dari Provinsi Jawa Timur (Jatim), Syifa Rahmalia Putri di Hotel Singgasana, Surabaya, Sabtu (21/7/2018).
Remaja berusia 16 tahun itu mengatakan, provinsi yang diwakilkannya berusaha mengangkat isu pengendara anak dan pernikahan usia dini di papan mimpi. Syifa mengakui para perwakilan Forum Anak dari Jawa Timur sudah menyertakan konsep solusi dalam papan mimpi untuk kedua masalah tersebut.
Perwakilan dari Papua Barat, Christin Chatrin Nebore memaparkan, dari wilayahnya akan mengangkat masalah kenakalan remaja yang tinggi sepert konsumsi miras, rokok, serta ngelem; kekerasan terhadap anak baik KDRT maupun sesama pelajar dan umum; serta pendidikan dan kesehatan.
Ia ingin mengajak teman-temannya untuk berpartisipasi mewujudkan mimpi-mimpi tersebut lewat aksi-aksi sederhana seperti donasi buku dan jelajah Papua di bidang pendidikan.
Misi berbeda diemban oleh Abdullah, perwakilan Forum Anak dari Provinsi Aceh. Remaja berusia 16 tahun itu ingin agar ada Undang-Undang (UU) yang mengatur agar partisipasi anak terjamin dan suaranya dapat didengar dalam Musrenbang (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan) baik di tingkat daerah maupun pusat.
"Mimpi kami lebih kepada kebebasan anak dalam menyuarakan pendapat. Sejauh ini anak belum dilibatkan dalam Musrenbang Nasional. Padahal hasilnya bisa jadi acuan di kabupaten/kota," tukas Abdullah.
"Kita anak Indonesia ingin setiap suara didengar di kota/kabupaten hingga nasional. Kalau sudah didengar Insya Allah akan bisa menjawab harapan," kata siswa SMAN 1 Banda Baru Kabupaten Aceh Utara. [rls,jan]
Komentar Anda :