Sabtu, 21 September 2024 Pj Gubri Terima Audiensi Investor dari Enam Negara, Ajak Berinvestasi di Bumi Lancang Kuning | Pj Gubernur Riau Audiensi Tim Kementerian dan Lembaga Kemenko Marves RI | Pj Gubri Perbaiki Sejumlah Ruas Jalan di Pekanbaru, Pj Wako dan Tokoh Masyarakat Ucapkan Terima Kasih | Pj Gubernur Riau Tinjau Empat Ruas Jalan di Kota Pekanbaru | Pj Gubernur Riau Serahkan SK kepada 173 PPPK Guru di Rohil | Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
 
 
☰ Kesehatan
Luhut Sebut Varian Delta tak Terkendali, Pakar: Terlambat
Jumat, 16 Juli 2021 - 17:38:28 WIB

SULUHRIAU- Pengakuan terbaru Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, terkait kondisi Covid-19 di Indonesia, mendapat sorotan dari para epidemiolog. Pernyataan Luhut soal Covid-19 tak terkendali, dinilai terlambat.

Epidemiolog dari Unair, Laura Navika Yamani, mengatakan keterlambatan itu bermula saat pemerintah tidak melakukan pembatasan mobilisasi dengan baik. Sebaliknya, pemerintah dan Luhut, kata dia, lebih memilih untuk memperbanyak fasilitas kesehatan (faskes).

"Masalahnya, jika (faskes) ditambahkan, ini kan tetap butuh nakes. Pertanyaanya, siapa yang mau melakukan penanganan jika ada yang terpapar. Ya ini memang bisa dikatakan terlambat," katanya kepada dilansir Republika.co.id, Jumat (16/7/2021).

Menilik ke belakang, kata dia, kebijakan melakukan pengetatan tidak langsung diambil pemerintah saat ada kenaikan kasus. Lambat laun, pemerintah dinilainya malah melakukan PPKM Darurat baru-baru ini dengan kondisi yang sudah gawat.

"Jadi kalau sekarang diberlakukan (PPKM Darurat) harus betul-betul dilakukan. Saya melihat, mobilitas masyarakat ini masih ada," ujarnya.

Laura menambahkan, pemerintah sejak awal terkendala dengan data yang kurang transparan. Meski saat ini penambahan kasus harian dinilainya sangat masif, hal itu memang karena adanya penambahan testing yang juga lebih banyak. "Yang harus dilakukan pemerintah ya memaksimalkan kebijakan yang ada saat ini," jelasnya.

"Dan seharusnya Luhut tahu bagaimana dia seharusnya mengendalikan pandemi. Mulai dari menekan penularan," kata Pandu.

Dia melanjutkan, penambahan RS dilakukan pemerintah karena ada ketidakmampuan dalam menekan penularan. Dia juga mengatakan, ada beberapa faktor yang memang sangat telat ditangani Luhut.

"Ada tiga faktor yang sangat telat sekali. Pertama perilaku manusia yang abai prokes dan mobilitas masih tinggi, lalu kedua 3T yang kurang kuat, ketiga, karakteristik virus yang tidak bisa ditekan pemerintah," ujarnya.

"Jadi dia (Luhut) harus jujur, kepada masyarakat juga. Itu penyebab omongan dia berbeda dari hari sebelumnya," ucap Pandu.

Pandu mengingatkan, pandemi di Indonesia saat ini diibaratkan rumah dengan atap bocor. Tidak bisa hanya mengandalkan upaya minim dengan mengelap di dasar atau menampung air.

"Sebanyak apapun tampungannya, tidak akan mampu, harus betulkan atap itu, jadi harus dipaksakan. Secepatnya harus bergerak dari hulu," katanya.

Sebelumnya, pasca melakukan rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Senin (12/7p/2021) lalu, Luhut mengatakan jika kondisi pandemi di Indonesia sudah sangat terkendali.

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya nanti saya tunjukin ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut. (rol)




 
Berita Lainnya :
  • Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
  • Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
  • Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
  • Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
  • Dimangsa, Kepala Kakek 68 Tahun di Rohil Ditemukan Dalam Perut Buaya
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
    02 Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
    03 Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
    04 Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
    05 Dimangsa, Kepala Kakek 68 Tahun di Rohil Ditemukan Dalam Perut Buaya
    06 Kapolda Apresiasi Cipayung Plus Riau Dukung Pilkada Damai-Gembira 2024
    07 Disergap Satnarkoba Polres Kampar, Warga Muara Jalai tidak Berkutik
    08 Bersama Personil TNI, Lapas KLS IIB Pasir Pengaraian Lakukan Perawatan Senjata Api
    09 Gedung Tiga Dinas di Komplek Perkantoran Pemko Pekanbaru Tenayan Raya Terbakar Hebat
    10 Tim Formatur Hasil Kongres II SMSI Rampungkan Penyusunan Kepengurusan Periode 2024-2029
    11 Kapolres Kampar Gelar Coffee Morning dengan KPU-Bawaslu serta Papaslon Bupati- Wakil Bupati Kampar
    12 Hafit Syukri: Pasangan Indah Sangat Cocok Pimpin Rohul
    13 KPU Kampar Gelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan DPT Pilkada Serentak 2024
    14 Hukum Bank ASI Dalam Presfektif Hukum Islam
    15 11 Hari Pelarian, Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Goreng Akhirnya Ditangkap dan Digelandang Polisi
    16 KPU Kampar Gelar Rakor Persiapan Tahapan Kampanye dan Dana Kampanye Pilkada 2024
    17 DPRD Riau Periode 2024-2025 Bentuk 8 Fraksi, PPP dan PAN Bergabung
    18 HPN Tahun 2025 Ditetapkan di Provinsi Riau
    19 FKUB Pekanbaru Sambut Hangat Silaturrahmi Bapaslon Wako-Wawako IDAMAN
    20 KPU Riau Gelar Rakor Persiapan Kampanye dan Pengelolaan Dana Kampanye
    21 Digelar di MIN 3, Kasubbag TU Kemenag Buka Lomba Final Tahfizh Al-Qur’an Juz 30 Tingkat MI Se Pekanbaru
    22 Diskominfo Natuna Stuban ke Diskominfo Kota Bandung, Sharing untuk Peningkatan Tipe C ke B
     
    Redaksi | Indeks Berita
    Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik
    © SuluhRiau.com | Pencerahan Bagi Masyarakat