SULUHRIAU- Ustadz Orange Dr. H. Narlis Nazar, MA memberikan tausiyah kepada jamaah shalat subuh di Mushalla Ukwwatun, Perum Putri Tujuh, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru-Riau, Sabtu (14/8/2021).
Shalat subuh berjamaah pagi itu, diikuti ustadz orange didampingi tim Komunitas Riau Indonesia Mengaji, serta diikuti tokoh masyarakat, jajaran pengurus mushalla dan jamaah.
Kegiatan ini dalam rangkaian safari ustadz orange dan tim dengan program "Kajian dan Pendistribusian Alquran serta penggalangan dana untuk Pembangunan Pondok Pesantren Kampung Zikir Madani".
Saat ini Ustadz Orange dan tim seluruh Indonesia bergerak untuk membangun pondok pesantren. Menurut tim komunitas ini, khusus di Pekanbaru, mereka tengah berusaha membangun pondok pesantren di atas lahan sekitar dua hektare di Jalan Swadya, Panam.
Untuk Riau banyak tokoh dilibatkan dalam program ini. Seperti Ketua MUI Riau DR H Ilyas Husti, MA, kalangan ustadz kondang juga cukup banyak bergabung, seperti Ustadz Alhabsi, Mustafa Umar dan ustadz kondang lainnya.
Sementara itu, Ustadz Orange Nalis Nazar memberikan tausyiah bertemakan "Berbhakti kepada Orangtua".
Dengan mengenakan gamis orange dipadukan dengan warna putih, berikut sorban di kepala yang berwarna orange, Ustadz Narlis menyampaikan, dalam Al Quran hampir setiap perintah taat kepada Allah diikuti dengan perintah taat kepada orangtua.
"Jika ingin selamat di dunia dan akhirat, maka kita harus taat dan berbhakti kepada orang tua," tuturnya.
Ia mengisahkan seorang pemuda Yaman yang sangat berbhakti pada orangtua, Uwais al Qarni. Ia begitu istimewa bagi Nabi Muhammad Saw.
Dikisahkan, Uwais senantiasa memenuhi keinginan ibunya. Sang ibu yang sudahtua sangat ingin sekali pergi haji. Padahal dengan kondisi ketika itu yang tak ada uang, berat untuk pergi haji. Uwais tidak memiliki uang dan berat untuk memenuhi keinginan sang Ibu.
Dari Yaman, perjalanan ke Makkah sangatlah jauh. Melewati padang tandus yang panas. Orang-orang yang pergi ke Makkah biasanya menggunakan unta untuk membawa banyak perbekalan.
Uwais terus berpikir untuk mencari jalan keluar agar ibunya bisa berangkat ke Tanah Suci. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu dan Uwais membuat kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. Banyak orang yang menganggap aneh tindakan Uwais tersebut.
Setelah 8 bulan berat Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram. Saat tiba musim haji, Uwais merasa otot-ototnya sudah kuat dan siap mengangkat beban berat. Dia pun menggendong sang Ibu dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.
Di tanah suci, Uwais al Qarni dengan tegap menggendong ibunya wukuf di Arafah dan Thowaaf di Kakbah. Di depan Kakbah air mata sang Ibu tumpah. Uwais pun berdoa, "Ya Allah, ampuni semua dosa ibu."
"Bagaimana dengan dosamu?" tanya sang Ibu yang heran karena Uwais tak minta dosanya diampuni.
"Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga." jawab Uwais.
Allah subhanahu wata'ala pun memberikan karunia untuk Uwais. Penyakit di tubuh Uwais seketika itu juga sembuh. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya.
Tanda di tengkuk itu merupakan sebuah tanda sebagaimana disebutkan Rasulullah kepada Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib untuk mengenali Uwais. Pada akhirnya Umar dan Ali berhasil menemui Uwais. Dan seperti pesan Rasulullah, Umar da Ali meminta Uwais agar mendoakan mereka diampuni oleh Allah SWT.
Ustadz Orange juga mengisahkan seorang pemuda penjual daging di zaman Nabi Musa As yang setiap hari menyuapkan ibunya. Pemuda itu dalam kisah ini masuk surga bersama Nabi Musa.
"Jika di dunia ini hidup kita bermasalah, tidak tenang. Padahal kaya, berikanlah hak pada orangtua, berbhakti kepadanya, minta maaf dan minta ampun pada Allah, niscaya hidup akan diredhai Allah," ujar ustadz orange.
Selain tausyia tim Komunitas Riau Indonesia Mengaji, bersama ustadz orange melakukan penditribusian alquran wakaf sekaligus menggalang dana untuk membangun pesantren.
Jemaah cukup antusia berinfak mulai dari Rp2 juta sampai terkecil Rp100.000. Bagi yang menyumbanh Alquran diserahkan langsung ustadz orange dengan diabadikan melalui foto.
Kegiatan ini dilakukan dengan protokol kesehatan covid-19 seiring dengan Pekanbaru masuk PPKM level 4. (sr2)