Sabtu, 27 April 2024
Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama | Sumringahnya Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 setelah Kalahka Korsel Melalui Adu Penalti
 
Internasional
Ketakutan dengan Taliban, 400 Tentara Pasukan Khusus Afghanistan Bersembunyi

Internasional - - Kamis, 09/09/2021 - 12:13:14 WIB

SULUHRIAU- Ketakutan dengan Taliban , sekitar 400 tentara pasukan khusus Afghanistan yang dilatih Inggris memilih bersembunyi.

Mereka telah memohon kepada London untuk dievakuasi.

Keberadaan ratusan tentara pasukan khusus Afghanistan yang digulingkan itu diungkap Rafi Hottak, 35, seorang mantan penerjemah untuk pasukan khusus Inggris di Afghanistan.

Hottak sekarang tinggal di Birmingham. Dia sedang menyusun daftar nama komando elite yang membutuhkan bantuan.

Dia berencana untuk menyajikan daftar tersebut kepada pemerintah Inggris dalam upaya untuk menekan para menteri untuk bertindak.

"Mereka telah melayani pemerintah Inggris selama 20 tahun, mereka layak mendapatkan kehidupan tanpa takut dibunuh," katanya, seperti dikutip Sky News, Kamis (9/9/2021).

Beberapa kelompok militer spesialis Afghanistan yang paling elite, dilatih oleh pasukan khusus Inggris, AS, dan negara-negara sekutu NATO lainnya, dikenal dengan tiga digit.

Salah satunya—Commando Force (CF) 333—diyakini telah dibentuk oleh pasukan khusus Inggris hampir dua dekade lalu.

Anggotanya yang sangat terampil bertempur di seluruh Afghanistan, didukung oleh rekan-rekan Inggris mereka, sampai pasukan Inggris, AS, dan pasukan asing lainnya hengkang.

Rafi mengatakan mereka memainkan peran penting dalam operasi melawan target teroris dan Taliban—membantu menjaga jalan-jalan di Inggris tetap aman, serta meningkatkan keamanan di negara mereka sendiri.

"Pasukan khusus ini adalah garis depan melawan semua kelompok teroris itu," kata Rafi.

"Meninggalkan mereka, saya melihatnya sebagai kegagalan pemerintah Inggris, pengkhianatan terhadap para prajurit pemberani ini. Mereka layak menjalani kehidupan yang bermartabat dan aman."

Rafi sendiri terpaksa melarikan diri dari Afghanistan dan mencari suaka di Inggris pada 2011 setelah menerima ancaman dari Taliban karena pekerjaannya dengan militer Inggris.

Ayah dari tiga anak ini telah dilatih sebagai akuntan dan memulai bisnisnya sendiri.

Tapi pekerjaan hariannya telah mengambil kursi belakang sejak jatuhnya Kabul. Sekarang, Rafi bekerja dari pagi hingga larut malam, setiap hari, menjangkau kontak di Afghanistan dan menyusun daftarnya.

Selain sekitar 400 personel pasukan khusus Afghanistan, dia juga telah mengumpulkan nama-nama setidaknya 200 mantan penerjemah dan staf lain yang bekerja langsung untuk militer Inggris atau misi diplomatik Inggris di Afghanistan, yang juga menginginkan kehidupan baru di Inggris.

Pemerintah membuat skema untuk memberikan hak kepada mantan karyawan untuk pindah ke Inggris. Banyak yang diselamatkan melalui kebijakan penerbangan evakuasi.

Sumber: Sindonews.com
Editor: Jandr
i





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved