Sabtu, 21 September 2024 Pj Gubernur Riau Audiensi Tim Kementerian dan Lembaga Kemenko Marves RI | Pj Gubri Perbaiki Sejumlah Ruas Jalan di Pekanbaru, Pj Wako dan Tokoh Masyarakat Ucapkan Terima Kasih | Pj Gubernur Riau Tinjau Empat Ruas Jalan di Kota Pekanbaru | Pj Gubernur Riau Serahkan SK kepada 173 PPPK Guru di Rohil | Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024 | Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
 
 
☰ Internasional
China Tanggapi Isu Genosida Berkedok KB Warga Minoritas di Xinjiang
Jumat, 19 November 2021 - 13:33:36 WIB
Antara/Galih PradiptaAktivis dari Indonesia Save Uyghur menggelar aksi teatrikal di depan kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (25/6/2021).

SULUHRIAU - China kembali membantah tudingan genosida terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Kedutaan Besar China di Jakarta mengadakan konferensi virtual mengenai Xinjiang bertema "Xinjiang Tempat yang Indah" untuk membantah berbagai tuduhan termasuk pelanggaran hak asasi manusia.

"Segelintir negara Barat telah merekayasa kebohongan terkait Xinjiang dengan tujuan menyesatkan masyarakat internasional dan menghambat kemajuan China," ujar Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian dalam Acara Presentasi Virtual Soal Xinjiang, Kamis (18/11/2021).

Qian mengatakan Xinjiang adalah daerah otonom etnik minoritas di China yang sepanjang sejarahnya telah menjadi daerah etnis di mana rakyatnya hidup bersama dengan budaya dan agama yang berdampingan.

Ia mengeklaim dalam beberapa dekade terakhir Xinjiang telah mewujudkan pencapaian besar dalam pembangunan ekonomi dan sosial.

Qian menjelaskan telah terjadi perkembangan pesat pada program-program pemerintah lokal di bidang etnis, agama, dan kebudayaan di Xinjiang. Namun pada saat bersamaan, Xinjiang juga mengalami penderitaan mendalam akibat separatisme, ekstremisme, kekerasan, dan terorisme.

Xinjiang pun mengadopsi tindakan keras berdasar hukum untuk mencegah dan memberantas terorisme dan ekstremisme. Hal ini dilakukan demi semaksimal mungkin melindungi hak-hak asasi segenap rakyatnya dari gangguan terorisme dan ekstremisme.

"Berbagai masalah terkait Xinjiang pada dasarnya adalah masalah anti-separatisme, anti-kekerasan, anti-terorisme, dan deradikalisasi, sama sekali bukan masalah HAM,
etnik, ataupun agama," tegas Qian.          

Dalam tuduhannya kepada Barat, China menganggap Barat khawatir akan kepentingan mereka sendiri. Menurutnya dalam beberapa ratus tahun terakhir negara-negara Barat telah menggunakan keunggulan ekonomi dan teknologi mereka untuk menjarah dan menjajah banyak negara berkembang dalam jangka panjang.

Menurut Qian, Barat menggunakan 'kedok' seperti hak asasi manusia, demokrasi, dan lainnya untuk menghambat kemajuan negara-negara berkembang. "Sebagai sesama negara berkembang, China dan Indonesia sama-sama memiliki sejarah pahit penjajahan dan penjarahan di bawah kolonialisme Barat," katanya.

Qian menyebut China dan Indonesia perlu berteguh dalam mendukung satu sama lain dalam isu anti-terorisme dan anti-separatisme. Kedua negara juga harus berkoordinasi dan bekerja sama erat dalam urusan internasional dan regional serta bersama melindungi kedaulatan nasional, keamanan nasional, dan kepentingan bersama negara-negara berkembang.

Qian memuji persahabatan Indonesia dan China yang telah terjalin sejak lama dalam berbagai bidang terutama di bidang agama dan sosial budaya antar kedua pihak. Dia mengaku banyak kolega dan berbagai pihak dari Indonesia mengunjungi China untuk berkomunikasi dengan para cendikiawan Muslim China.

"China menyambut lebih banyak sahabat-sahabat Indonesia dari berbagai kalangan untuk mengunjungi Xinjiang kelak setelah pandemi ini terkendali demi menyaksikan sendiri bagaimana perkembangan dan perubahan yang terjadi di sana," jelasnya.    

Qian menyebut China dan Indonesia perlu berteguh dalam mendukung satu sama lain dalam isu anti-terorisme dan anti-separatisme. Kedua negara juga harus berkoordinasi dan bekerja sama erat dalam urusan internasional dan regional serta bersama melindungi kedaulatan nasional, keamanan nasional, dan kepentingan bersama negara-negara berkembang.

Qian memuji persahabatan Indonesia dan China yang telah terjalin sejak lama dalam berbagai bidang terutama di bidang agama dan sosial budaya antar kedua pihak. Dia mengaku banyak kolega dan berbagai pihak dari Indonesia mengunjungi China untuk berkomunikasi dengan para cendikiawan Muslim China.

"China menyambut lebih banyak sahabat-sahabat Indonesia dari berbagai kalangan untuk mengunjungi Xinjiang kelak setelah pandemi ini terkendali demi menyaksikan sendiri bagaimana perkembangan dan perubahan yang terjadi di sana," jelasnya.    

Untuk menunjukkan bantahan terhadap tudingan internasional terhadap kamp-kamp konsentrasi, kedutaan Besar China di Jakarta dalam konferensi virtual menampilkan video yang menampilkan rakyat di Xinjiang, masjid, dan pengakuan perempuan di wilayah tersebut.

"Saya telah mengandung dan melahirkan dua orang anak, dan saya sangat bersyukur pemerintah membantu saya," ujar Representative of Village Women Affairs in Ahu Township, Atush City, Kirgiz Autonomous Prefecture of Kizilsu, Xinjiang, Ayqamar Tursun.

Tursun mengatakan pemerintah China juga mendukung perempuan di daerah ini untuk mendapatkan pekerjaan dan keahlian lain untuk bertahan hidup.

Dia pun mengenalkan beberapa perempuan yang tengah melakukan kegiatan bersama seperti menyulam dan berdandan.

China membantah pemberlakuan program keluarga berencana paksa di kalangan perempuan dari kelompok masyarakat minoritas Muslim di Xinjiang. Menurut pejabat China, kebijakan KB di Xinjiang sejalur dengan program yang telah ditetapkan secara nasional di seluruh China.

"Kebijakan Keluarga Berencana (KB) di Xinjiang dirumuskan sesuai dengan kebijakan keluarga berencana nasional. Kebijakan KB diadopsi di Xinjiang bertahun-tahun lalu," ujar Vice President Association for Science and Technology in Xinjiang Uygur Autonomous Region, Gulnar Obul dalam kesempatan Presentasi Virtual Soal Xinjiang, Kamis (18/11/2021).

Obul mengatakan program KB di Xinjiang diberlakukan bagi etnis minoritas, terutama yang tinggal di bagian selatan Xinjiang. Dia menjelaskan pada awalnya kebijakan KB China pertama kali diadopsi di daerah budaya dan perkotaan dan kemudian digulirkan ke perbatasan etnis minoritas dan daerah perdesaan.

"Implementasi kebijakan KB ternyata kemudian lebih banyak, di berbagai wilayah, dan di Xinjiang, baik di perkotaan maupun perdesaannya, kebijakan keluarga berencana yang seragam telah diadopsi di provinsi ini," ujarnya.

Program KB Dikritik

Pada Juni lalu, The Australian Strategic Policy Institute (ASPI) melaporkan pihak berwenang di Xinjiang meluncurkan serangkaian tindakan keras terhadap kelahiran ilegal untuk mengekang angka kelahiran di antara wanita Uighur dan minoritas lainnya.

Mereka yang terbukti melanggar kebijakan keluarga berencana menghadapi denda besar, hukuman disiplin, interniran, termasuk pemasangan spiral, kontrasepsi lainnya, dan bahkan aborsi serta sterilisasi.

Obul mengatakan program KB di Xinjiang diberlakukan bagi etnis minoritas, terutama yang tinggal di bagian selatan Xinjiang. Dia menjelaskan pada awalnya kebijakan KB China pertama kali diadopsi di daerah budaya dan perkotaan dan kemudian digulirkan ke perbatasan etnis minoritas dan daerah perdesaan.

"Implementasi kebijakan KB ternyata kemudian lebih banyak, di berbagai wilayah, dan di Xinjiang, baik di perkotaan maupun perdesaannya, kebijakan keluarga berencana yang seragam telah diadopsi di provinsi ini," ujarnya.

"Kelahiran ilegal yang terjadi pada awal tahun 1992 dihukum secara retrospektif," kata laporan itu seperti dikutip laman Times of India, Kamis.

Akibatnya, tingkat kelahiran resmi Xinjiang turun hampir setengahnya (48,74 persen) dalam dua tahun antara 2017 dan 2019. Namun di luar Xinjiang, negara bagian lain berusaha untuk meningkatkan angka kelahiran dengan mencegah perempuan Han melakukan aborsi non-medis.

Laporan ASPI mengamati kampanye massa yang ditujukan untuk penataan kembali politik bukanlah artefak dari masa lalu. Sebaliknya, mereka terjadi pada saat masyarakat China lebih erat terhubung dengan dunia daripada sebelumnya dan mengikuti garis ras dan agama di Xinjiang dengan dampak sosial yang mendalam.

Ini menyimpulkan bahwa tanpa perhitungan mendasar di dalam sistem partai-negara, kebijakan kampanye di Xinjiang tidak mungkin sepenuhnya dibatalkan.

China telah lama melancarkan kampanye bertahun-tahun melawan apa yang disebutnya terorisme dan fanatisme agama di Xinjiang. Pemerintah memandang kamp-kamp konsentrasi adalah untuk memberantas ekstremisme dan mengajarkan keterampilan kerja.  

Sumber: Republika.co.id
Editor: Jandri





 
Berita Lainnya :
  • Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
  • Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
  • Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
  • Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
  • Dimangsa, Kepala Kakek 68 Tahun di Rohil Ditemukan Dalam Perut Buaya
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
    02 Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
    03 Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
    04 Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
    05 Dimangsa, Kepala Kakek 68 Tahun di Rohil Ditemukan Dalam Perut Buaya
    06 Kapolda Apresiasi Cipayung Plus Riau Dukung Pilkada Damai-Gembira 2024
    07 Disergap Satnarkoba Polres Kampar, Warga Muara Jalai tidak Berkutik
    08 Bersama Personil TNI, Lapas KLS IIB Pasir Pengaraian Lakukan Perawatan Senjata Api
    09 Gedung Tiga Dinas di Komplek Perkantoran Pemko Pekanbaru Tenayan Raya Terbakar Hebat
    10 Tim Formatur Hasil Kongres II SMSI Rampungkan Penyusunan Kepengurusan Periode 2024-2029
    11 Kapolres Kampar Gelar Coffee Morning dengan KPU-Bawaslu serta Papaslon Bupati- Wakil Bupati Kampar
    12 Hafit Syukri: Pasangan Indah Sangat Cocok Pimpin Rohul
    13 KPU Kampar Gelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan DPT Pilkada Serentak 2024
    14 Hukum Bank ASI Dalam Presfektif Hukum Islam
    15 11 Hari Pelarian, Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Goreng Akhirnya Ditangkap dan Digelandang Polisi
    16 KPU Kampar Gelar Rakor Persiapan Tahapan Kampanye dan Dana Kampanye Pilkada 2024
    17 DPRD Riau Periode 2024-2025 Bentuk 8 Fraksi, PPP dan PAN Bergabung
    18 HPN Tahun 2025 Ditetapkan di Provinsi Riau
    19 FKUB Pekanbaru Sambut Hangat Silaturrahmi Bapaslon Wako-Wawako IDAMAN
    20 KPU Riau Gelar Rakor Persiapan Kampanye dan Pengelolaan Dana Kampanye
    21 Digelar di MIN 3, Kasubbag TU Kemenag Buka Lomba Final Tahfizh Al-Qur’an Juz 30 Tingkat MI Se Pekanbaru
    22 Diskominfo Natuna Stuban ke Diskominfo Kota Bandung, Sharing untuk Peningkatan Tipe C ke B
     
    Redaksi | Indeks Berita
    Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik
    © SuluhRiau.com | Pencerahan Bagi Masyarakat