Minggu, 22 September 2024 Calon Peserta Pilkada Ditetapkan, Enam Kepala Daerah Kabupaten/Kota Dijabat Pjs, Siapa Saja Mereka? | Ditetapkan KPU, Lima Paslon Wako-Wawako Pekanbaru Sah Maju di Pilwako 2024 | Pj Gubri SF Hariyanto Jadi Inspektur Upacara Peringati HUT ke-67 Provinsi Riau | Mendagri Tito Karnavian Lantik Pj Gubernur Riau Rahman Hadi | HUT Ke-79 RI, Pj Gubernur Riau Harap Jadi Pembangkit Semangat Kebangsaan | Solusi Tuntaskan Stunting, Pemrov Riau Jamin Ketersediaan Air Bersih dan Sanitasi yang Baik Bagi Warga
 
 
☰ Sosial Budaya
In Memoriam Otong Lenon (1957-2014): Komedian Nasional dari Kuantan Singingi, Riau
Minggu, 12 Februari 2023 - 19:51:42 WIB
Otomg Lenon

SULUHRIAU, Kuansing- Otong Lenon, siapa yang tidak mengenal nama pelawak atau komedian yang satu ini. Para pencinta dan penikmat film nasional di Indonesia diera 80-an hingga 90-an dipastikan mengenal sosok  yang satu ini.

Kendati kini telah tiada. Namun karirnya dibidang seni tidak mungkin dilupakan begitu saja bagi pencinta film Indonesia maupun seniman di Riau. Ia meninggal dunia di Pekanbaru 13 Oktober 2014.
-----------------


Otong Lenon itulah namanya. Otong sapaan akrabnya adalah pelawak atau komedian legendaris dunia komedi Indonesia. Terlahir dengan nama asli Yohazar di Benai, Kuantan Singingi pada 14 April 1957.  Ayahnya H. Yohanis pernah bekerja sebagai Guru SD 02 Benai. Terakhir Penilik SD di Kecamatan Kuantan Hilir sampai pensiun. Sedangkan ibunya  Hj. Nurma bekerja sebagai ibu rumah tangga biasa.

Terlahir sebagai anak tertua dari 10 bersaudara. Adik-adiknya adalah: Darwin Yohanis, Fakhri,  Marwan Yohanis, Mardayanti, Hamdan, Isma Gusmita, Apnita, Srinis Mala Dewi,  dan Yarti. Di antara 10  kakak beradik itu hanya  Otong dan Fakhri  yang bertubuh mini  yang menggeluti dunia komedi.

Nama Lenon dibelakang namanya karena Otong merupakan pengemar berat penyanyi legendaris  “The beatles” dari Inggris JOHN LENON. Dan setiap penampilannya dipanggung, ia memang  kerap meniru John Lenon.

Memulai karirnya di film layar lebar “Si Doel Anak Modern” diproduksi 1976 disaat usianya baru 19 Tahun. Film itu disutradarai oleh Sjuman Djaja dan  merupakan satu-satunya sepanjang sejarah film si-Doel yang tidak menghadirkan Rano Karno sebagai pemeran si Doel, di mana peran itu dimainkan oleh Benyamin Sueb.

Otong waktu masih berusia 19 tahun kebagian peran sebagai anak kecil lantaran memiliki tinggi tubuh hanya 140 cm. Dalam film itu, ia disindir dan diolok-olok pelawak legendaris asal  Betawi Benyamin Sueb  sebagai artis "semampai"  alias semeter tak sampai. Film ini juga dibintangi oleh: Tutie Kirana, Christine Hakim, Achmad Albar, dan Farouk Afero.

Otong bermain dalam banyak film seperti “9 Janda Genit, Acuh-acuh Sayang dan Bodoh-bodoh Mujur (1981), Hidung Belang Kena Batunya (1982), Acuh-Acuh Sayang, dan Memburu Makelar Mayat (1986).” Otong juga  pernah menjuarai lomba lawak di RRI Jakarta tahun 1981.  
-----------------

Untuk memperdalam seni panggung Otong bergabung dengan “Teater Koma” yang berdiri pada 1  Maret 1977. Teater ini dipimpin oleh aktor, penulis, sutradara, wartawan, dan tokoh teater Indonesia: Norbertus Riantiarno yang akrab disapa Nano Riantiarno atau N. Riantiarno:  

Sejak bergabung dengan suami Ratna Riantiarno itulah, ilmu akting Otong meningkat pesat. Ia pernah tampil dalam drama kontemporer “Rumah Kertas” (1977) dan  “Suksesi” (1990).  

“Sepanjang karirnya di film layar lebar, Otong juga pernah beradu acting dengan raja dangdut Rhoma Irama, Yatie Oktavia, dan Ucok Harahap. Mereka bermain dalam film “Darah Muda” yang diproduksi pada tahun 1977 dengan disutradarai Maman Firmansjah berdurasi 101 menit.

Di Riau, Otong mendirikan grup Semekot alias Semeter Kotor bersama dua seniman Riau yang juga bertubuh sama seperti dirinya: Udin dan Fahri.

"Semekot itu dari bahasa prokem atau bahasa gaul yang artinya semampai. Biar tubuh kami pendek-pendek, kami tegaskan bahwa kami tidak akan menjual tubuh. Kami menjual kemampuan yang terus kami asah," kata Otong.

Bersama adiknya yang juga komedian, Fahri Semekot, Otong juga mengembangkan seni komedi di Riau. Upaya itu melahirkan dua grup lawak, yakni NYANYAH dan PUAN. Kecintaannya di dunia hiburan ia tularkan melalui lokakarya teater dan komedi bagi anak muda Riau.

Mereka sempat menerbitkan tabloid bergenre komedi bernama LASUAI. Selain itu, Otong juga pernah menjabat sebagai Ketua Persatuan Seniman Komedi Indonesia  (PASKI Riau) yang pertama (2005-2010).
-----------------

Adik kandung Otong Lenon, Marwan Yohanis, menyebut darah seni yang mengalir pada abangnya Otong dan Fakhri  turun dari ayah.

“Bapak kami orangnya humoris. Namun karena keadaan ekonomi yang sulit. Bayangkan  anak 10 orang sekolah dan butuh biaya, Bapak cendrung kelihatan pemarah, bahkan dikenal dengan julukan “Guru Yang Garang.”

Setelah kami dewasa lanjut Marwan, bapaknya cenderung lebih humoris, bisa sebagai teman diskusi. Beliau motivator ulung.  “Ketika kumpul suasana keluarga sangat akrab dan penuh canda. Kami selalu kumpul, mendiskusikan berbagai persoalan keluarga, saling dukung, saling membantu, dan saling memotivasi. Itulah yang diwariskan orang tua kami,” ujar Marwan.

Menurut Marwan, sosok abangnya Otong sangat mengayomi. Baik di belakang panggung maupun dalam pementasan. "Bang Otong melawak tidak hanya membuat orang tertawa, tetapi Bang Otong juga memberi wejangan dan petuah kepada penonton," ujarnya.

Marwan mengatakan Bang Otong bukan sekedar pelawak. Dalam lakon lawaknya bukan mengandalkan bentuk tubuhnya yang pendek.  Apalagi hanya sekedar ngomong aneh nyeleneh  yang penting orang ketawa. Tidak demikian.

Menurut Marwan, Bang Otong adalah pemain watak yang memiliki karakter. Banyak pesan moral dan kritik sosial terhadap pemerintahan Orde Baru ketika itu. Disaat orang masih tabu mengkritik pemerintahan Orde Baru, Bang Otong sudah berani melakukannya.

Marwan berkisah pernah dalam lawakan abangnya itu menyampaikan:  

Sudah nggak usah pilih halal atau haram. Yang halal sudah lama habis. Yang haram tinggal sedikit.  

Ini pesan Bang Otong yang disampaikan sebagai kritik terhadap kondisi sosial yang tidak peduli lagi dengan etika, moral, dan agama dalam mencari rezeki.

Apalagi kata Marwan, ketika Bang Otong manggung bersama Teater Koma di Taman Ismail Marzuki (TIM) – Jakarta. Dalam lakon berjudul “SUKSESI.” SUKSESI bukan hanya kisah tentang liku-liku pergantian pimpinan, tetapi juga kisah tentang perjalanan panjang seorang calon pemimpin.

Di dalamnya terkandung banyak pertanyaan, air mata, intrik, siasat, harapan masa depan yang lebih baik, dan juga renungan tentang moral kekuasaan. Alih generasi kepemimpinan, bisa jadi merupakan masa-masa yang kritis, tetapi sesungguhnya bisa juga berjalan mulus tanpa sandungan, tergantung bagaimana para pemimpin terdahulu mempersiapkan cara-caranya.

SUKSESI, bercerita tentang raja bernama Bukbangkalan, yang kebingungan memilih penggantinya. Tak seorang pun dari keempat putra-putrinya yang ia anggap tepat untuk dipastikan sebagai calon raja.

Sementara itu, ia di kelilingi oleh para pembantu munafik, yang dengan berbagai cara mengincar tahta. Bukbangkalan pun bermain – main dan terjerat oleh permainannya sendiri. Togog dan Bilung, dua pembantu setianya, tak sanggup menolongnya.

Seorang tokoh tenggelam, seorang tokoh lain kemudian muncul. Begitulah sejarah Pada zaman Orde Baru berkuasa kata SUKSESI sangat tabu sekali disebut. Tapi justru dibawah komando N Riantarno,  mereka mementaskan lakon tersebut. Apa tidak gila namanya.

“Saya ingat sekali ketika lakon SUKSESI itu di pentaskan, saya diajak Bang Otong nonton di TIM. Saya dikasih Ticket VIP. Saya nonton bangku depan bersama Bapak murdiono Waktu itu Menteri Sekretaris Negara. Kemudian ada artis kawakan Alex Komang,” jelas Marwan.

SUKSESI kata Marwan isi ceritanya Pak Harto ingin turun tahta. Pak Harto dikiaskan sebagai Raja Bakbungkalan. Sang Raja ingin mencari penggantinya. Maka raja pura-pura sakit dan hanya mau dan bisa berkomunikasi dengan asisten pribadinya saja.

Dalam lakon tersebut para jendral kasak-kusuk berharap jadi orang yang ditunjuk oleh sang Raja. Waktu itu Bang Otong memerankan Jendral Sudomo yang menjabat sebagai Pangkokamtib lebih dikenal dengan sebutan algojo Orde Baru.  

Diceritakan, setelah asisten pribadinya menceritakan tentang para pembantunya di kabinet, kemudian sang Raja meminta pendapat kepada asisten pribadinya tentang anak-anaknya jika dijadikan sebagai pengganti.  

Semua anak sang Raja dilakon dalam cerita itu asisten pribadinya. Mulai dari Siti Hardiyanti Hastuti (Tutut), Sigit Harjojudanto (Sigit), Bambang Trihatmodjo (Bambang), Siti Hediati Harijadi (Titiek), Hutomo Mandala Putra (Tommy), dan Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek).

Mamiek disetir sebagai istri tertangkap main judi di Australia. Namun diamankan oleh Om Liem Diliong. Ternyata itu memang settingan Om Liem untuk mencari pengaruh Pak Harto berkuasa. Tommy digambarkan dengan balapan. Sedang Titik dan  Mamik yang sibuk sebagai mahasiswa IPB.

Kata Marwan lakon SUKSESI terfokus pada Mbak Tutut yang diperankan oleh Ratna Riantarno, sebagai orang yang ditonjolkan dari Anak Raja. Sosok Mbak Tutut diceritakan sebagai orang berjiwa sosial tapi memanfaatkan yayasan dan arisan mewah untuk mendanainya. Suaminya Mbak Tutut yang suka berpesta dengan  kaum sosialita.

“Sampai muncul kalimat dari Mbak T, Kau boleh bersenang-senang dengan banyak perempuan, tapi juga menyenangi satu diantara mereka,” ujar Marwan.

Menurut Marwan pada penampilan malam ke-11  ada kejadian mengejutkan. Tiba-tiba ketika pementasan berlangsung, TIM dikepung aparat dan pertunjukan dibubarkan. Katanya atas perintah istana.

Tapi cara mereka para seniman panggung itu melampiaskan kekecewaan dan kemarahan protes dengan cara yang sangat elegant. Seperti sudah masuk dalam skenario.

Ketika Panggung sudah dikuasai aparat, minta dibubarkan. Mereka bersama-sama secara spontan menuju lapangan TIM, sambil berdiri menghadap tiang bendera dan langsung hormat sembari menyanyikan Lagu Indonesia Raya.
-----------------

SEBAGAI komedian kata Marwan, Bang Otong sebetulnya kepada Konseptor atau pembuat Skenario.’ Kita juga masih ingat disalah satu stasiun televisi, Bang Otong membuat serial televisi  berjudl “Ikan Asin Onah.” Ketika sedang menulis/ membuat skenario itu bisa berhari-hari bahkan bermingu-minggu. Mengurung diri dengan pena, kertas, dan mesin tik. Tentu tak lupa ditemani rokok dan kopi. Kalau sudah demikian tak bisa di ganggu.

“Bang Otong adalah pemikir dan pekerja keras yang tak kenal kata menyerah,” kenang Marwan.

Akhir karir di Jakarta, Bang Otong harus mutar dari satu club ke club lain.  Menghibur pengunjung club tersebut. “Saya sering diminta bantuan untuk memasukkan proposal ke tempat-tempat hiburan di Jakarta,” ujarnya.

Mengantar Profil Group mereka ada Supangat, Bang Qosim  yang sekarang masih exsis dengan kesenian Betawi Bang Lemin. Kadang kalau waktu bersamaan dapat order, group dipecah, saya terpaksa ikut membantu melawak, Bang Otong dengan Supangat, saya dan Bang Qosim di tempat lain.

Era tahun 86 gencar-gencarnya promosi Rokok Bentoel Biru, Djarum, Gudang Garam dan lain-lain. Dibawah Bendera Putra Benyamin S yang bernama Bieb Benyamin S. Setiap malam jadi MC. Para pelawak kebanjiran order. Tak terkecuali group Bang Otong. Saking padatnya jadwal ketika itu, saya jadi ikut kebagian order jadi MC. Biasanya saya tetap dengan Bang Qosim Bang Otong dengan Supangat.

“Ketika saya jadi MC di lapangan Grogol untuk promosi rokok Djarum, ada kejadian tak terlupakan. saya tidak tahu, kalau lagu kuda lumping, tidak boleh dinyanyikan, karena sering di plesetkan. Begitu saya panggil penyanyi Windi Hasan dengan lagu Kuda Lumping, saya lansung ditarik turun polisi. Setelah diinterograsi dan tentunya atas campur tangan Manajemen Bieb Benyamin, saya dibebaskan dan tak boleh tampil lagi malam itu,”  kenang Marwan.

Sementara Abrar “Pak Cik” Nyayah  mengatakan dirinya mengaggumi sosok Otong karena pria yang melambungkan “Kota Jalur” di kancah nasional bersama artis Ana Tairas diera 70-an hingga 80-an sampai sekarang.

Salah satu pentolan grup lawak kebanggaan masyarakat Riau yang menjadi Runner Up Akademi Pelawak Indonesia (API) di TPI, 2 tahun 2005, NYANYAH mengatakn, Bang Otong humoris, senang berbagi ilmu, senang memotivasi yunior-yunior  dan selalu memberikan nasehat tentang kehidupan.

Soal honor tampil tak terlalu hitung hitungan orang enjoy banget. Kalau dalam penampilannya selalu mengalah dalam pembagian peran honor. "kenangnya".

Menurut Abrar, Bang Otong dalam setiap penampilan selalu memberi kejutan dengan spontan. Orangnya dalam keseharian soal keuangan royal sekali dari job terkadang uangnya kandas hahaha.

“Waktu NYANYAH audisi API 2, Bang Otong  menjadi manager. Ia banyak memberikan masukan sehingga berhasil mengantar NYANYAH menjadi juara 2 di  nasional tahun 2005. Intinya Bang Otong lebih senang membesarkan orang lain.  Pergaulannya nasional banget,” ujar Abrar.  

“Bang Otong adalah sosok rendah hati bukan karena dia rendah tapi…Hahahaha,” pungkas Abrar.

Bang Otong, kendati dirimu telah mendahului kami, jasamu tidak akan kami lupakan.

Penulis: Team Sahabat Jang Itam
Sumber : IKKS/IWAKUSI Indonesia





 
Berita Lainnya :
  • Calon Peserta Pilkada Ditetapkan, Enam Kepala Daerah Kabupaten/Kota Dijabat Pjs, Siapa Saja Mereka?
  • Ditetapkan KPU, Lima Paslon Wako-Wawako Pekanbaru Sah Maju di Pilwako 2024
  • Jelang Masa Akhir Tahapan Pemilu 2024, KPU Riau Gelar FGD Penyusunan Laporan Evaluasi
  • Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU
  • Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Calon Peserta Pilkada Ditetapkan, Enam Kepala Daerah Kabupaten/Kota Dijabat Pjs, Siapa Saja Mereka?
    02 Ditetapkan KPU, Lima Paslon Wako-Wawako Pekanbaru Sah Maju di Pilwako 2024
    03 Jelang Masa Akhir Tahapan Pemilu 2024, KPU Riau Gelar FGD Penyusunan Laporan Evaluasi
    04 Pastikan Keamanan Penetapan Paslon Bupati-Wabup, Kapolres Kampar Cek Kesiapan di KPU
    05 Dua Alumni SMA Olahraga Riau Atlet Ski Air Sabet 1 Emas dan 1 Perak di PON 2024
    06 Bupati NatunaTerima Penghargaan Inovasi Membangun Negeri 2024 dari tvOne
    07 Sebanyak 24 Pemilik Sasana Tinju di Kota Pekanbaru Dukung Edy-Bibra
    08 Sadis, Pelaku Sekap Gadis Penjual Goreng dengan Mulut Tertutup Dibawa ke Atas Bukit, Diperkosa dan Dikubur
    09 Dimangsa, Kepala Kakek 68 Tahun di Rohil Ditemukan Dalam Perut Buaya
    10 Kapolda Apresiasi Cipayung Plus Riau Dukung Pilkada Damai-Gembira 2024
    11 Disergap Satnarkoba Polres Kampar, Warga Muara Jalai tidak Berkutik
    12 Bersama Personil TNI, Lapas KLS IIB Pasir Pengaraian Lakukan Perawatan Senjata Api
    13 Gedung Tiga Dinas di Komplek Perkantoran Pemko Pekanbaru Tenayan Raya Terbakar Hebat
    14 Tim Formatur Hasil Kongres II SMSI Rampungkan Penyusunan Kepengurusan Periode 2024-2029
    15 Kapolres Kampar Gelar Coffee Morning dengan KPU-Bawaslu serta Papaslon Bupati- Wakil Bupati Kampar
    16 Solusi Tuntaskan Stunting, Pemrov Riau Jamin Ketersediaan Air Bersih dan Sanitasi yang Baik Bagi Warga
    17 Hafit Syukri: Pasangan Indah Sangat Cocok Pimpin Rohul
    18 KPU Kampar Gelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi dan Penetapan DPT Pilkada Serentak 2024
    19 Hukum Bank ASI Dalam Presfektif Hukum Islam
    20 11 Hari Pelarian, Pelaku Pembunuhan Gadis Penjual Goreng Akhirnya Ditangkap dan Digelandang Polisi
    21 KPU Kampar Gelar Rakor Persiapan Tahapan Kampanye dan Dana Kampanye Pilkada 2024
    22 DPRD Riau Periode 2024-2025 Bentuk 8 Fraksi, PPP dan PAN Bergabung
     
    Redaksi | Indeks Berita
    Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik
    © SuluhRiau.com | Pencerahan Bagi Masyarakat