SULUHRIAU, Pekanbaru- Hari ini Jumat, (23/6/2023) Kota 'Bertuah' Pekanbaru sudah berusia 239 tahun.
Pekanbaru sebagai ibu kota provinsi Riau, harus diakui pembangunannya setiap tahun berkembang pesat. Namun, melalui kepemimpinan Pj Walikota Muflihun masih banyak persoalan dihadapi kota ini.
Di kota berjuluk "Bertuah" ini ada beberapa masalah yang belum bahkan bakal masih membutuh waktu panjang mengatasinya.
Tentu saja ini menjadi tatangan bagi Pj Walikota Muflihun yang sudah dua kali perpanjangan jabatannya. Bahkan masalah ini mungkin masih akan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi wali kota-wakil walikota berikutnya.
Muflihun begitu diangkat menjadi Pj Walikota pada tahun pertama Mei 2022, mencetus tiga program prioritas yakni, penanganan banjir, penanganan sampah dan jalan rusak.
Tapi, hingga saat ini masih saja tiga masalah itu menjadi 'momok' bagi warga kota. Bukan karena tidak ada progres, tetapi masalah yang dihadapi cukup berat, persoalan yang sudah bertahun-tahun akan tidak mudah diselesaikan dalam jangka waktu setahun atau dua tahun.
Apalagi, dalam masa kepemimpinan kota ini sebelumnya masalah ini juga sudah ada. Dari tiga masalah itu, salah satu masalah yang dapat dirasakan langsung keberhasilannya dari kategori "bendera hitam" ke adipura yakni penanganan sampah masa Walikota dijabat Almarhum Herman Abdullah. Diakui atau tidak, itu pengakuan dari masyarakat.
Melihat fakta dan kondisi saat ini, memang tiga persoalan ini masih perlu perhatian serius dari Pemko Pekanbaru.
Ketua DPRD Pekanbaru Sabarudi sebelumnya mengatakan, dalam masa kepemimpinan Pj Muflihun, ada nilai positif disampaikan warga, salah satunya yakni pengasapalan Jalan Suka Karya atau Kualu, Kecamatan Tuah Madani.
Namun, itu baru sedikit dari banyak masalah jalan berlubang dan rusak di berbagai titik dalam kota ini, baik yang sudah lama walaupun muncul baru akibat massa penggunaan jalan itu sendiri dan dampak dari angkutan berat lalu lalang di jalan itu.
Mengenai persoalan sampah, memang saat ini, melalui kepemimpinan Pj Walikota Muflihun, penangan sampah sudah diupayakan. Namun ini masih perlu terus digesa.
Lalu bagaimana dengan masalah babjir atau tergenang, ini tidak bisa ditutup-tutupi, setiap hujan mengguyur kota ini warga langsung merasakan dampak banjir. Seperti belakangan ini hampir di setiap ceruk wilayah kota ini 'berkuah'.
Jika ditelusuri, hampir sulit belakangan ini mencari titik wilayah kota atau ruas jalan yang tidak banjir atau tergenang ketika diguyur hujan.
Kondisi penataan pembangunan berbagai toko, ruko dan perumahan ditambah dengan kurang maksimalnya penataan drainase dan normalisasi anak sungai dinilai banyak pihak termasuk masyarakat menjadi salah satu penyebab banjir saat hujan mengguyur kota ini.
Pandangan ini antara lain dikemukakan pengamat perkotaan Dr Ikhsan dalam berbagai kesempatan, termasuk diskusinya di lini masa media sosial.
Solusi ditawarkan antara lain, Pemko menata kembali drainase dan membersihkan bangunan-bangunan liar yang tiangnya tertancap di saluran drainase atau parit seperti yang banyak ditemukan di beberapa titik, seperti di Jl Arifin Ahmad dan ruas jalan lajnnya.
Termasuk perlunya inten untuk menormalisasi anak sungai membuka tutup-tutup drainase di depan toko atau ruko seperti yang banyak terlihat saat ini, selain aor akan menyerap juga akan lancar mengalir melalui drainase.
Jalan Macet
Selain banjir kata Sabarudi, macet juga masih menjadi 'momok' di kota ini. Walaupun saat ada tambahan infsrastruktur tiga fly over dan satu jembatan dibangun Pemrov Riau, ia menilai belum serta merta bisa mengatasi macet.
Apa lagi pada jam-jam sibuk, seperti pagi hari, siang dan sore hari. Dan titik macet itu ada di beberapa jalan, baik jalan arteri, protokol maupun jalan tertentu.
"Kalau kita tidak pandai-pandai mencari jalan alternatif, maka itu akan masalah bagi kita," katanya.
Selain itu banyak warga menggerutu di jalan, begitu terjebak macet. Dan masih melihat sejumlah angkutan kota (angkot) singgah sembarangan, pedagang kaki lima (PKL).
Macet Pekanbaru antara lain disebabkan belum seiringnya antara pertambahan kendaraan dengn jaringan jalan.
Politisi PKS ini menilai, banyak yang mesti dibenahi pada sektor ini, seperti tepat dalam menempatkan rambu-rambu lalu lintas, dan intensif dalam melakukan rekayasa lalu lintas.
Memang kata Sabarudi, pemko beberapa kali menerima penghargaan wahana tata nugraha (WTN), tapi sepertinya belum cukup penghargaan itu saja.
Pada intinya, dua persoalan kota ini, menurutnya masih banyak menjadi PR pemko dan perlu mendapat porsi utama untuk penanganan. Membuat perencanaan matang dan memberikan porsi anggaran yang mendukung.
Kalangan dewan dan masyarakat berharap, agar ke depan problem pembangunan sektor ini lebih baik lagi.
Sementara itu, sebelumnya Pj Wako Muflihu mengatakan dan bahkan di berbagai kesempatan bahwa penanganan sampah, Pemko Pekanbaru baru-baru ini sudah mendapat piagam adipura. Ini salah satu bukti keseriusan dalam penanganan sampah.
Sejumlah jalan katanya juga sudah diperbaiki, Jalan Suka Karya mislanya dulu rusaknya sangat parah, kini sudah mulus.
Begitu juga masalah banjir dan lainya. Diakui ini tidak akan selesai dalam waktu singkat, karena perkembangan kota sangat dinamis.
Sekdako Pekanbaru Indra Pomi Nasution juga menyampaikan, beberapa tutup drainase ruko sudah banyak dibongkar dan diminta pemilik membongkar sendiri. Ini juga dilakukan jauh sebelumnya.
Sementara terkait macet, Kadis Perhubungan Yuliarso mengatakan,
pihaknya berdsma satlas tidak berpangku tangan dalam mengatasi macet ini. "Kita intensif menertibkan di titik macet dan dilakukan rekayasa lalu lintas, termasuk memasang rambu-rambu," pungkasnya.
Dirgahayu ke 239 Pekanbaru, Bergerak, Tumbuh dan Bermarwah. (sr3)
Komentar Anda :