">
  Minggu, 05 Mei 2024
Sakit Hati Tak Beri Tahu Jual Tanah Orangtua, Adik Bacok Leher Abang Kandung dengan Parang | Genre Natuna Terbaik di Kepri, Wan Siswandi: Saya akan Terus Dukung Putra-putri Daerah Berprestasi | Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT
 
Internasional
Israel-Palestina: 'Pengepungan total' Terhadap Hamas di Gaza, Korban Jiwa Terus Bertambah

Internasional - - Senin, 09/10/2023 - 19:56:58 WIB
Warga Palestina berjalan di depan puing-puing bangunan yang hancur setelah serangan udara Israel di Gaza, 8 Oktober 2023. (Getty emages)
TERKAIT:

SULUHRIAU- Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa ia telah memerintahkan "pengepungan total" di Jalur Gaza: "Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar."

Seperti diketahui - Israel berkuasa atas ruang udara di langit Gaza dan garis pantainya, serta memiliki otoritas atas keluar dan masuknya orang dan barang melalui perbatasannya.

Demikian pula, Mesir mengendalikan siapa yang masuk dan keluar dari perbatasannya dengan Gaza.

Dalam situasi ini, jumlah orang yang tewas akibat serangan Israel di Gaza meningkat hingga 493 jiwa, menurut menteri kesehatan Palestina. Jumlah mereka yang terluka juga bertambah menjadi 2.751 jiwa.

Di sisi lain, lebih dari 700 orang Israel tewas sejak Hamas melancarkan serangan mendadak pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Jumlah ini termasuk 260 orang yang sedang menghadiri festival musik Supernova di kawasan gurun di Israel selatan.

Festival ini digelar tidak jauh dari lokasi milisi Hamas memasuki wilayah Israel dari Jalur Gaza.

Mereka dilaporkan melepaskan tembakan, dan orang-orang yang tengah mengikuti acara musik itu kemudian berusaha melarikan diri lantaran panik.

Acara ini merupakan salah satu target serangan darat pertama oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Beberapa rekaman video mengerikan yang diambil dari tempat acara itu, pada hari berikutnya, memperlihatkan skala serangan tersebut.

Di sana terlihat lebih dari satu bangkai mobil berjejer di jalanan, di antaranya ada yang terbalik dan lainnya ludes terbakar.

Dilaporkan pula, ada sejumlah orang yang menghadiri festival musik itu disandera dan ditahan di Gaza.

Pihak militer Israel menyebut "puluhan" warga sipil telah diculik oleh militan Hamas.

AS kerahkan bantuan militer

Amerika Serikat mengatakan telah menggeser sebuah kapal induk, kapal perusak, dan pesawat jet ke Mediterania timur. Sekutu Israel ini juga akan memberi bantuan peralatan dan amunisi tambahan.

Hal ini dilakukan menyusul serangan Hamas terhadap Israel bagian selatan, yang disebut Presiden Joe Biden sebagai "serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mengerikan".

Juru bicara Keamanan Nasional AS mengatakan terdapat warganya yang tewas di antara korban jiwa yang jatuh dari sisi Israel.

Bantuan militer lebih lanjut untuk Israel akan dikirim dalam beberapa hari mendatang, kata Gedung Putih. AS bekerja untuk memastikan bahwa musuh-musuh Israel tidak mencoba untuk mengambil keuntungan dari situasi ini.

Hampir 500 orang tewas di Gaza dan 2.700 lainnya terluka akibat serangan udara balasan dari Israel, ungkap sejumlah pejabat Palestina.

KBRI Amman: Tidak ada WNI jadi korban serangan Israel ke wilayah Gaza

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Amman, Yordania, mengatakan hingga kini tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban akibat serangan yang dilakukan Israel di wilayah Gaza. Dalam catatan KBRI, terdapat 13 orang WNI yang berdomisili di wilayah Gaza.

"Pemerintah Indonesia, melalui KBRI Amman, KBRI Kairo di Mesir dan KBRI Lebanon terus memantau situasi terakhir WNI dan berkoordinasi dengan simpul-simpul WNI di Gaza," dalam keterangan pers dari KBRI Amman, yang diterima BBC News Indonesia pada Minggu (08/10).

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina menyebut 256 warganya tewas, termasuk 20 anak-anak, akibat serangan balik yang dilakukan oleh Israel sejak Sabtu (07/10). Selain itu, sekitar 1.788 orang juga dilaporkan terluka.

Israel melakukan serangan ke wilayah Gaza setelah sekelompok milisi Hamas menyelinap ke Israel dan melancarkan serangan besar secara mendadak.

Cerita WNI di Gaza bertahan di tengah saling serang Hamas-Israel: 'Menakutkan, sangat mencekam, di luar sana masih dihujani rudal'

Menurut keterangan dari tentara Israel, serangan darat, udara, dan laut yang dilakukan oleh Hamas itu menyebabkan sekitar 250 warga Israel tewas. Selain itu, sekitar 1.000 orang terluka dan lebih dari 3.000 roket ditembakkan milisi Hamas di Gaza ke wilayah Israel.

Beberapa warga Israel juga dilaporkan telah dibawa ke Gaza sebagai sandera.

Menurut informasi yang disampaikan Kedutaan Besar Israel untuk Amerika Serikat, dalam unggahan di media sosial, terdapat 100 warganya yang disandera, mencakup warga sipil dan tentara.

Hamas adalah organisasi di Palestina yang melawan pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Tentara Israel telah meminta warga di tujuh wilayah berbeda di Gaza untuk meninggalkan rumah mereka dan pindah ke pusat kota atau berlindung di tempat penampungan.

Israel juga akan memutus pasokan listrik, bahan bakar, dan barang ke Gaza, menurut laporan media yang mengutip pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Kementerian Luar Negeri Thailand melaporkan sebanyak 12 warga Thailand tewas dan 11 lainnya diculik dan disandera oleh kelompok milisi Hamas.

Bagaimana cara Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel?

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel sedang "berperang" dan bersumpah bahwa Hamas, penguasa Gaza, akan "membayar harga yang belum pernah diketahui".

"Pagi ini Hamas melancarkan serangan mendadak yang mematikan terhadap negara Israel dan warganya," kata Netanyahu dalam pidatonya.

Serangan ini adalah salah satu eskalasi paling serius dalam konflik Israel-Palestina selama bertahun-tahun.

Serangan kelompok milisi Palestina Hamas dilakukan dengan melintasi pagar pembatas tepat setelah fajar. Pada saat yang sama, rentetan roket diluncurkan dari Gaza - beberapa mencapai Tel Aviv dan Yerusalem.

Bagaimana para anggota milisi bersenjata itu berhasil menembus salah satu perbatasan yang dijaga ketat di dunia masih belum jelas.

Militer Israel mengatakan puluhan jet tempur melancarkan gempuran udara terhadap lokasi-lokasi Hamas di Gaza, dan telah menghantam 17 kompleks militer Hamas. Mereka juga mengatakan telah memobilisasi puluhan ribu pasukan cadangan.

Serangan udara Israel juga menyasar Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza, menewaskan satu staf medis yang sedang berada di dekat rumah sakit tersebut.

Relawan MER-C, Farid, mengatakan tembakan roket dari pesawat tempur Israel jatuh sangat dekat dengan lokasi para relawan medis, dan menghancurkan mobil operasional MER-C.

"Abu Romzi, staf local MER-C yang tengah berada di ambulans menjadi korban syahid dan dilarikan ke RS Indonesia," ujar Farid.

Serangan juga membuat kerusakan di wisma tempat tinggal relawan yang berada di area RS Indonesia.

Rentetan serangan roket dari Gaza - aksi serangan terbesar Hamas terhadap Israel selama beberapa tahun terakhir - dimulai tepat setelah fajar pada Sabtu (07/10), yang bertepatan dengan hari Sabat Yahudi serta hari perayaan Simchat Torah.

Saat sirene berbunyi di seluruh Israel, militer Israel (IDF) mengumumkan bahwa "teroris" telah menyusup ke wilayah Israel "di sejumlah lokasi berbeda".

IDF meminta semua warga sipil di wilayah selatan dan tengah untuk bergegas menuju tempat penampungan di wilayah sekitar Gaza.

Memahami konflik Palestina-Israel berusia 100 tahun

Kunci dan peringatan 'malapetaka' pengungsi Palestina - Simbol harapan agar bisa kembali ke tanah kelahiran

Rekaman video yang diunggah ke dunia maya menunjukkan sekelompok milisi Palestina bersenjata lengkap mengenakan seragam hitam berkeliling Sderot menggunakan truk pikap.

Dalam salah satu video, para milisi itu terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di jalan-jalan Kota Sderot, yang hanya berjarak 1,6 km dari Gaza.

Ada juga laporan yang belum dikonfirmasi di media Palestina bahwa sejumlah warga Israel telah disandera oleh kelompok milisi.

Pada saluran media sosialnya, Hamas merilis video yang menunjukkan warga Israel ditangkap oleh para anggotanya.

Dalam beberapa video yang tidak dapat diverifikasi, sejumlah warga sipil tampaknya disandera di wilayah Palestina - sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Juga beredar rekaman video warga Palestina di Gaza mengendarai kendaraan militer Israel.

Selama berjam-jam, saluran televisi Israel menayangkan wawancara langsung dengan orang-orang yang terjebak di rumah mereka setelah milisi Palestina memasuki kota dan desa mereka.

Sejumlah warga mengatakan mereka sudah lama tidak mengingat situasi seperti ini, sementara jalan-jalan di ibu kota Tel Aviv telah diblokir dan jalanan kosong.

"Restoran, kafe, semuanya ditutup dan ada perasaan terkejut, kaget, dan takut akan apa yang masih diperkirakan akan terjadi," kata penulis dan jurnalis asal Inggris, Gideon Levy, kepada BBC.

"Saat roket pertama jatuh, saya masih jogging di taman, suaranya sangat keras."

Pemimpin salah satu dewan regional di Israel selatan, Ofir Liebstein, tewas dalam baku tembak dengan milisi ketika dia pergi membela komunitasnya.

Sementara itu, serangan roket ke arah Israel berlanjut sepanjang Sabtu pagi. Rumah sakit di Kota Ashkelon dan pusat kota Beer Sheva merawat para korban.

"Warga Israel, kita sedang berperang, bukan dalam operasi atau serangan, tetapi dalam perang," kata Perdana Menteri Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

"Saya mengumpulkan para kepala badan keamanan dan memerintahkan - pertama-tama - untuk membersihkan komunitas yang telah disusupi oleh teroris. Hal ini sedang dilakukan.

"Pada saat yang sama, saya telah memerintahkan mobilisasi cadangan secara besar-besaran dan kami membalas tembakan dengan kekuatan yang belum diketahui musuh."

'Intelijen Israel tertidur'

Peristiwa serangan Hamas adalah kegagalan intelijen luar biasa bagi Israel.

Israel memiliki salah satu jaringan intelijen terluas dan canggih di Timur Tengah, baik domestik maupun eksternal.

Mereka mempunyai informan yang tertanam dalam kelompok milisi tidak hanya di wilayah Palestina tetapi juga di Libanon, Suriah dan tempat lain.

Di masa lalu, mereka mampu membunuh para pemimpin milisi baik dengan serangan pesawat tak berawak atau bahkan ponsel yang dijadikan jebakan.

Namun hari ini, di penghujung hari raya Yahudi, nampaknya mereka tertidur.

Hamas telah mampu merencanakan dan melancarkan serangan yang terkoordinasi dengan hati-hati terhadap Israel yang tampaknya dilakukan secara sangat rahasia.

Bahwa Israel akan membalas dengan kekuatan besar adalah hal yang wajar. Namun Israel kini akan bertanya-tanya mengapa mata-mata Israel tidak menyadari hal ini dan memberikan peringatan kepada negaranya.

Seorang komandan senior militer Hamas mengumumkan dimulainya operasi serangan dalam siaran di media Hamas, menyerukan warga Palestina di mana pun untuk berperang.

"Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi," kata Mohammed Deif.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas - saingan politik Hamas - memimpin pertemuan darurat, dan menegaskan hak rakyat Palestina untuk membela diri melawan "teror pemukim dan pasukan pendudukan".

Investigasi besar-besaran telah dilakukan mengenai bagaimana intelijen Israel gagal melihat serangan Hamas yang terkoordinasi dengan baik, kata pejabat pemerintah Israel kepada BBC.

Ada kecaman keras dari dunia internasional terhadap serangan Hamas. Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly mengatakan bahwa Inggris "dengan tegas mengutuk serangan mengerikan yang dilakukan Hamas terhadap warga sipil Israel" dan "Inggris akan selalu mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri".

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menggambarkan serangan itu sebagai "terorisme dalam bentuknya yang paling keji" sementara Amerika Serikat mengutuk kekerasan tersebut dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari tindakan pembalasan.

Iran mendukung serangan Palestina, dengan mengatakan pihaknya mengucapkan selamat kepada para anggota milisi tersebut. Adapun Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa Israel yang bertanggung jawab atas meningkatnya kekerasan yang sedang berlangsung.

Sumber: bbcindonesia.com





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved